Produktivitas Rendah, Target Swasembada Kedelai Diminta Dikaji Ulang

Antara Foto / Raisan Al Farisi
Seorang pekerja sedang melakukan proses pembuatan tempe. Tingginya nilai tukar dolar berpotensi menyebabkan harga kedelai sebagai bahan baku tempe naik.
Penulis: Ekarina
9/1/2019, 19.27 WIB

Sementara itu di Indonesia, curah hujan yang tinggi pada musim hujan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air. Drainase yang buruk juga menyebabkan tanah juga menjadi kurang ideal untuk pertumbuhan kedelai.

"Usaha produksi kedelai di Indonesia harus menyesuaikan dengan pola dan rotasi tanam. Hal ini disebabkan petani belum menilai kedelai sebagai tanaman utama," tutur Arief.

(Baca : Rupiah Melemah, Harga Kedelai Ditargetkan Tetap Stabil)

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, impor kedelai dari pada 2015-2018 terus mengalami peningkatan. Pada 2015 dan 2016, impor kedelai tercatat sekitar 2,3 juta ton, 2017 sejumlah 2,7 juta ton dan mengalami sedikit penurunan pada 2018 menjadi 2,6 juta ton.

Sementara itu, jumlah produksi kedelai pada rentang waktu yang sama adalah 963.183 ton pada 2015, kemudian 859.653 pada 2016. Sementara pada 2017, angka produksi sempat di kisaran 538.728 dan kembali meningkat menjadi 982.598 pada 2018.

Halaman: