Pinjaman jagung ke beberapa peternakan besar ditempuh karena impor jagung untuk pakan ternak sebesar 100 ribu ton belum sampai ke Indonesia dan untuk proses pengirimannya pun memerlukan waktu. Sementara itu, kebutuhan peternak terhadap jagung untuk pakan ternak sudah cukup mendesak.
(Baca: Pemerintah Putuskan Impor Jagung, Kementan Berkukuh Produksi Surplus)
Namun Sugiono memastikan, jagung pinjaman hanya didistribusikan kepada peternak mandiri saja yang dijual dengan harga Rp 4.000 per kilogram. Dengan begitu, Kementerian Pertanian berharap harga jagung juga ikut stabil sehingga harga pakan ikut menjadi normal.
Dia juga menegaskan kondisi kekurangan stok jagung pakan hanya akan terjadi hingga akhir tahun. Namun dia berkukuh, kekurangan stok ini bukan karena penurunan produksi, tetapi rantai distribusi yang cukup panjang.
Oleh karena itu langkah impor diputuskan hanya untuk mengisi stok bulan Desember dan Januari. "Mulai Februari 2019 sudah terjadi panen raya, sehingga stok jagung melimpah, petani dan peternak harus sama-sama kita lindungi jangan sampai merugi," kata dia.