Gapki : Pergerakan Harga Sawit Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya di Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
28/9/2018, 12.16 WIB

(Baca : Perang Dagang Berpotensi Memukul Ekspor Komoditas Andalan)

"Keberlanjutan harus menyangkut aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi," ujarnya.

Hal itu juga dirasakan oleh Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah sebagai penerima sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Amanah berlokasi di Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau dengan pendanaan United Nations Development Programme (UNDP).

Ketua Amanah Sunarno menyebutkan banyak keuntungan menjadi petani sawit swadaya bersertifikat ISPO seperti adanya perbaikan taraf hidup. "Taraf hidup kami semakin meningkat jika pengelolaan sawit sesuai dengan aspek keberlanjutan," kata Sunarno.

Sementara itu, Director of Communication of Aidenvironment Asia Eric Walker mengungkapkan bahwa isu keberlanjutan dalam pengelolaan kelapa sawit mesti terus ditingkatkan.

Alasannya, predikat produsen sawit terbesar seperti yang disandang Indonesia dan Malaysia saat ini masih menjadi sorotan karena masih lekat kaitannya dari aspek lingkungan, Hak Asasi Manusia (HAM), pembakaran hutan, dan perlindungan orang utan. 

Halaman:
Reporter: Michael Reily