Khawatir Bisnis Makin Terpuruk, Layanan Darat Bandara Meminta Insentif

ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.
Ilustrasi, suasana bandara yang kian sepi imbas pandemi Covid-19. Aliansi Ground Handling Indonesia (AGHI) meminta insentif pada pengelola bandara dan pemerintah agar bisnis tidak makin terpuruk.
15/4/2020, 15.44 WIB

Khawatir kondisi makin terpuruk karena pandemi virus corona atau Covid-19, Aliansi Ground Handling Indonesia (AGHI) meminta sejumlah insentif kepada pengelola bandara.

Ketua Umum Aliansi Ground Handling Indonesia (AGHI) Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, jika pandemi Covid-19 berlangsung lebih lama lagi, industri layanan darat bandara atau ground handling akan semakin terpuruk hingga bangkrut.

AGHI khawatir apabila lesunya bisnis penerbangan berlangsung lama, maka perusahaan ground handling terpaksa mengambil opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.

Oleh karena itu, AGHI meminta insentif kepada pengelola bandara, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub) PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II).

Insentif yang diminta AGHI antara lain, pemberian diskon sewa ruang, lahan diperkeras dan konsesi, penundaan tempo pembayaran, serta pembebasan pengenaan Minimum Omzet Bruto (MOB).

Selain kepada pengelola bandara, AGHI juga meminta insentif kepada pemerintah berupa, penangguhan pembayaran pajak, serta perpanjangan jangka berlakunya sertifikasi personil dan alat pendukung atau Ground Support Equipment (GSE).

Selain itu, AGHI juga meminta pemerintah menangguhkan kewajiban pembayaran iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

(Baca: Imbas Pandemi Corona, Pekerja Ground Handling Bandara Terancam PHK)

Menanggapi permintaan insentif AGHI, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Wildasari Adjiningsih menyatakan, pihaknya tengah melakukan kajian terkait pemberian insentif bagi stakeholder industri penerbangan, seperti maskapai maupun ground handling.

“Hasil kajian ini nantinya akan dibawa dan didiskusikan lebih lanjut ke rapat koordinasi terkait rincian skema insentif dengan Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan industri aviasi lainnya,” kata Devy kepada Katadata.co.id, Rabu (15/4).

Ia menambahkan, lesunya bisnis penerbangan ini juga berdampak pada kinerja bisnis dan keuangan operator bandara, seperti AP I. Diharapkan, kondisi ini juga dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun skema insentif.

Demikian pula dengan AP II, saat ini masih dalam proses mengkaji permintaan insentif oleh AGHI. VP Corporate Communications AP II Yado Yarismano mengungkapkan, AP II tengah membentuk tim untuk mengevaluasi permintaan yang diajukan oleh AGHI.

Sekadar informasi, jumlah penerbangan yang ditangani petugas ground handling tercatat telah menurun drastis hingga 80%. Hal ini terjadi karena adanya pembatasan lalu lintas penumpang di seluruh negara demi menghambat penyebaran Covid-19.

"Dukungan pemerintah pusat maupun daerah lewat dana bantuan sosial bagi karyawan terdampak juga kami butuhkan. Dua bulan ini banyak anggota AGHI yang tidak sanggup membayar gaji karyawan karena maskapai menurunkan produksinya, setop beroperasi dan setop bayar," kata Ida dalam siaran pers pada Senin (13/4).

(Baca: Akibat Virus Corona, Dalam 2 Bulan AP I Kehilangan Pendapatan Rp 207 M)

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah