Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kondisi bandara dan pelabuhan di Papua saat ini kondusif. Menurut Budi, tidak ada gangguan yang berarti terhadap kelancaran transportasi massal, meski kerusuhan sempat terjadi di wilayah tersebut.
“Sejak kejadian yang masif di tempat yang lain pun, di Jayapura, take off-landing-nya (pesawat) berjalan normal,” kata Budi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Jakarta, Selasa (3/9).
Terkait dengan rencana pemerintah membatasi warga negara asing (WNA) ke Papua, Budi mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut. Menurutnya, hingga saat ini belum ada pembatasan penerbangan dari luar negeri ke Papua.
Ada pun, Budi mengatakan wisatawan mancanegara yang datang ke Papua memang saat ini jumlahnya sedikit. “Sebenarnya sejak kejadian (kerusuhan) pun tidak banyak penerbangan dari luar ke sana,” kata Budi.
(Baca: Papua Sempat Rusuh, Ritel Modern Berpotensi Rugi Rp 3 Miliar)
Menurut Budi, pembatasan WNA ke Papua akan segera dibahas lebih lanjut bersama pemangku kepentingan lainnya dalam waktu dekat. Dirinya pun akan terus berkoordinasi dengan polisi, TNI, dan masyarakat setempat terkait keamanan pelabuhan dan bandara di Papua. “Mungkin dalam waktu dekat kami akan koordinasi,” ujarnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto menyatakan pemerintah akan membatasi akses keluar masuk warga asing ke Papua, setelah terjadinya kerusuhan. Keputusan ini diterapkan hingga situasi dan kondisi di Papua terkendali.
"Sekarang sudah tidak leluasa dan kami tidak buka seluas-luasnya terhadap warga asing yang mau datang," kata Wiranto dalam konferensi pers di media center Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (2/9).
(Baca: Pemerintah Batasi Akses Warga Negara Asing Kunjungi Papua)
Wiranto mengatakan, saat ini Indonesia harus melakukan sterilisasi terhadap pihak yang hendak memprovokasi keadaan di Papua agar semakin memanas. "Ini adalah hak negara kita. Tapi nanti kalau sudah kondusif akan kita normalkan kembali," kata Wiranto.
Pembatasan akses warga negara asing ini terkait dengan dideportasinya empat warga negara (WN) Australia yang mengikuti demonstrasi di beberapa daerah di Papua beberapa waktu lalu. Keempat WN Australia tersebut yakni Baxter Tom (37), Davidson Cheryl Melinda (36), Hellyer Danielle Joy (31), dan Cobbold Ruth Irene (25).
Wiranto telah berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Luar Negeri dalam membatasi akses warga negara asing ke Papua.
(Baca: Papua Belum Kondusif, Pembatasan Akses Internet Belum akan Dicabut)