Tiket Mahal, Penerbangan Tambahan Bandara Bali Turun Tajam

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Sejumah wisatawan menyaksikan pergerakan pesawat di landasan pacu Bandara Ngurah Rai dari Pantai Patra Bali, Kuta, Selasa (15/5). Pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai rencananya akan memperluas apron dengan menguruk enam hektare kawasan perairan sisi barat bandara untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas penerbangan terutama pada pelaksanaan pertemuan IMF dan Bank Dunia, Oktober 2018.
Penulis: Ekarina
29/5/2019, 15.44 WIB

"Seperti data bulan lalu penumpang domestik turun 9%. Angkutan Lebaran lebih condong penerbangan tambahannya adalah penerbangan domestik, bukan internasional. Sedangkan di penerbangan internasional tanpa extra flight pun angkanya sudah tumbuh sekitar 14%," katanya.

(Baca: Tiket Mahal Menggerus Pendapatan Angkasa Pura I Rp 300 Miliar)

Ia mengakui masih tingginya harga tiket penerbangan pesawat juga merupakan salah satu faktor turunnya pengajuan penerbangan tambahan di bandara tersebut.

"Namun sisanya adalah analisa history traffic dari masing-masing maskapai. Karena tidak mungkin maskapai mengajukan extra flight dengan kalkulasi akan merugi. Maskapai akan mengajukan penerbangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing," kata Arie.

(Baca: Tiket Pesawat Mahal, Pemudik Gunakan Tol Merak-Tangerang Melonjak)

Meski demikian, dia menegaskan pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tidak terdampak kerugian apapun terkait penurunan jumlah pengajuan penerbangan tambahan tersebut.

Sebab, extra flight masuk kategori penerbangan tak terduga sehigga tidak masuk dalam perhitungan bandara. Pihaknya hanya berfokus pada pelayanan angkutan Lebaran untuk mengakomodir penumpang selama arus mudik. 

Halaman:
Reporter: Antara