Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjajal Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dari Stasiun Sisingamangaraja yang melayani koridor Utara-Selatan hingga Stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Ia menyebut MRT Jakarta memiliki fasilitas yang baik layaknya MRT di Singapura atau di Jepang.
"Saya kira ini seperti MRT yang ada di Singapura atau di Jepang. Karena lebih bersih, ini yang harus keras diterapkan," kata Basuki, di Jakarta, Rabu (13/3).
Proyek MRT juga akan dilanjutkan dari Bunderan HI-Jakarta Kota dan Jakarta Kota-Kampung Bandan, Jakarta Utara. Menurutnya, manfaat keberadaan MRT akan lebih terasa jika telah menjangkau Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Ia menambahkan, pemerintah tak perlu memaksa masyarakat untuk menggunakan moda transportasi ini. Dengan sosialisasi dan edukasi, MRT akan diminati oleh masyarakat. Seperti halnya hunian apartemen yang dahulu kurang populer tetapi saat ini semakin diminati masyarakat. "Contohnya apartemen, sebelumnya masyarakat tidak terpikirkan untuk tinggal disana. Tapi sekarang sudah mulai banyak," kata dia.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, MRT Jakarta akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan ini. Progresnya hingga saat ini sudah mencapai 99%. Total ada 13 stasiun pada rute Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan-Bundaran HI, dengan panjang rute diperkirakan 16 kilometer (km).
Pada uji coba pertama yang dilaksanakan Selasa (12/3), MRT Jakarta mengangkut 4.000 penumpang. Uji coba dilaksanakan selama dua pekan. Perusahaan menargetkan 285.600 penumpang berpartisipasi mencoba moda transportasi anyar tersebut.
(Baca: Menjajal 29 Menit MRT dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus)
Finalisasi Tarif MRT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, saat ini besaran tarif MRT Jakarta masih menunggu keputusan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta mengusulkan besaran tarif moda transportasi tersebut sebesar Rp 8.500-Rp 10.000. "Tarif MRT nanti tunggu final dari Dewan," kata Anies, di Jakarta, Selasa (12/3).
Seperti diketahui, tiket MRT Jakarta yang diajukan oleh PT MRT Jakarta sebesar Rp 34.100 per penumpang. Pemprov DKI Jakarta berencana menggelontorkan subsidi sebesar Rp 672 miliar atau sekitar Rp 21.659 per penumpang. Dengan subsidi tersebut, penumpang hanya perlu membayar tiket sebesar Rp 12.441.
Namun, DPRD DKI masih keberatan dengan besaran subsidi tersebut. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta juga berencana menyubsidi tarif LRT Jabodetabek sebesar Rp 327 miliar atau sekitar Rp 35.655 per penumpang. Total subsidi untuk MRT dan LRT yang harus dikeluarkan mencapai Rp 1 triliun. Padahal, saat ini Pemprov juga sudah menanggung subsidi untuk Transjakarta sebesar Rp 3,2 triliun sehingga beban yang harus ditanggung terlalu besar.