Pemerintah memutuskan tarif tol Jakarta Outer Ring Toad (JORR) akan diintegrasikan mulai tanggal 29 September mendatang. Dengan integrasi ini maka tarif beberapa rute jarak pendek naik menjadi Rp 15 ribu bagi Golongan I.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menyatakan tidak bisa menyenangkan semua pihak atas keputusan ini. Hery mengatakan integrasi akan meringankan tarif kendaraan logistik yang menunjang ekonomi.
Dia merujuk pada Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan yang menyebut penyelenggaraan tol dilakukan untuk pelayanan distribusi barang dan jasa dalam peningkatan ekonomi.
"Memang tidak bisa menyenangkan semua pihak tapi bisa memberi prioritas semestinya yaitu ke angkutan logistik," kata Herry dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/9).
(Baca juga: Pemerintah Kaji Diskon Tarif Tol Lingkar Luar Jakarta)
Selama ini kendaraan Golongan IV dan V seperti truk besar harus membayar dua hingga tiga kali untuk melintas JORR menuju area seperti pelabuhan Tanjung Priok. Dengan ini transaksi dipastikan hanya satu kali saja.
Beberapa gerbang tol (GT) yang akan dihilangkan adalah GT Meruya Utama, GT Meruya 1, GT Rorotan, dan GT Semper Utama. Herry mengatakan sebelumnya kendaraan Golongan V yang melintasi keseluruhan ruas ini harus merogoh kocek Rp 94.500, dengan integrasi maka tarif akan turun jadi Rp 64.500 saja. Namun untuk ruas pendek yang sebelumnya hanya Rp 9.500 bagi Golongan I akan naik jadi Rp 15.000.
"Memang ada konsekuensinya," kata dia. (Baca juga: Karena Ruas Tol Ini, Integrasi Tarif JORR Tertunda)
Oleh sebab itu, pemerintah meminta masyarakat yang berkeberatan akan kenaikan tarif jarak pendek beralih menggunakan jalan alternatif. Bahkan Badan Pengelola Tarnsportasi Jabodetabek (BPTJ) telah menyiapkan sekurangnya 500 angkutan bus untuk menunjang masyarakat Jabodetabek bepergian di wilayah tersebut.
"Bahkan rencananya kami ingin sampai seribu bus," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono.
Herry dan Jasa Marga juga membantah penyesuaian harga dilakukan terselubung untuk meningkatkan pendapatan operator. Direktur Operasional Jasa Marga Subekti Syukur mengatakan apabila perusahaan ingin mendapat untung maka tinggal menurunkan tarif. Namun saat ini yang dilakukan sebaliknya bagi beberapa ruas.
"Tujuan kami mengefisienkan perjalanan," kata Subekti.
Kebijakan ini mendapat sambutan baik dari pengusaha logistik dan truk. Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Johannes Samsi meyakini tarif jarak jauh yang lebih murah tentunya akan menurunkan ongkos logistik ke depannya.
"Jadi tol akan jadi jalur yang mendukung logistik," kata Johannes. (Baca juga: Terlalu Mahal, Jokowi Perintahkan Turunkan Tarif Tol)