Genjot Ekspor, Jokowi dan Duterte Buka Rute Kapal Roro Davao-Bitung

ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat peluncuran pelayaran perdana rute laut Roll-on Roll-off (Ro-Ro) Davao/General Santos-Bitung, Pelabuhan Kudos Davao, Filipina, Minggu (30/4).
2/5/2017, 10.24 WIB

Ia menjelaskan, pembukaan rute pelayaran ini pun sejalan program nasional untuk membangun kelautan dan kemaritiman, untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia. (Baca: Pemerintah Siapkan 99 Pelobi di Pemilihan Dewan Maritim Dunia)

Kementerian Perhubungan menilai rute baru tersebut kompetitif, berdasarkan jarak dan waktu tempuh yang lebih singkat. Hal ini berdampak pada berkurangnya biaya transportasi dan logistik. Oleh karena itu, rute baru Roro tersebut diharapkan meningkatkan kerjasama perdangan antara Indonesia dan Filipina.

“Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1-2 hari. Tentunya biaya transportasi dan logistik pun akan berkurang,” ujar Budi Karya. Ia menuturkan, waktu tempuh itu jauh lebih singkat dibandingkan rute Bitung-Surabaya/Jakarta-Manila-Davao, yang setidaknya memakan waktu tempuh 1-2 pekan.

Pada tahap awal, Filipina akan memanfaatkan rute pelayaran Bitung-Davao untuk mengitimkan produk tepung. Sementara itu, komoditas yang akan dibawa dari Bitung antara lain jagung, kopra, serta mesin. (Baca: Jokowi Ingin Perkuat Poros Maritim di Samudera Hindia)

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Tonny Budiono menyebut kapal yang digunakan untuk rute Bitung-Davao/General Santos adalah Super Shuttle Ro-ro 12 yang berkapasitas 500 petikemas berukuran dua puluh kaki atau twenty-foot equivalent units (TEUs). Kapal yang bersandar di Dermaga IV/IKD, Bitung itu, dioperasikan oleh Asian Merine Transport Corporation (AMTC).

Halaman: