Dekati UMKM, Strategi Ninja Xpress Bersaing di Pasar Layanan Kurir

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Kesibukan pengiriman barang di Warehouse Lazada di kawasan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019). Pelaku usaha bisnis logistik Ninja Xpress menyasar sektor UMKM dalam mengembangkan layanannya di Indonesia.
Penulis: Ekarina
26/10/2020, 21.00 WIB

Chief Marketing Officer (CMO) SiCepat Ekspres, Wiwin Dewi Herawati mengatakan perusahaan banyak bermain di pasar pengiriman barang retail e-commerce dan social commerce atau bisnis daring melalui media sosial.

Pada 2021 perusahaan akan tetap fokus pada layanan yang menjadi core bisnisnya. Namun, SiCepat bakal mengembangkan infrastruktur digital.

"Kami sudah mengembangkan digital touch point untuk penjual dan pembeli. Layanan pickup untuk social commerce juga bisa dilakukan lewat aplikasi atau whatsapp. Kami juga mulai mengembangkan super apps," kata Wiwin dalam diskusi MarkPlus Industry Roundtable Logistic Sector , Selasa (20/10).

Dengan permintaan produk makanan dan minuman yang tinggi, perusahaan juga mulai fokus mengembangan layanan antar cepat atau same day delivery service. Berikutnya, perusahaan juga melihat ada peluang peningkatan permintaan pada jenis layanan pengiriman barang dengan tarif ekonomis.

Oleh karenanya, sejak Februari lalu SiCepat sudah meluncurkan layanan SiCepat Halu (Harga Mulai Lima Ribu).

Meskipun baru, Halu telah berkontribusi 70% terhadap total pendapatan perusahaan disusul layanan SiCepat reguler dan kargo. Wiwin juga mengakui layanan tarif murah ini tak serta merta membuat perusahaan merugi.

Sedangkan PT Pos Indonesia terus mengakselerasi bisnis logistik dengan digitalisasi. 

Kebutuhan adopsi transformasi digital semakin kuat dengan adanya kebiasaan masyarakat yang berubah setelah pandemi. Masyarakat kini menjadi kian lekat dengan perangkat digital, termasuk dalam layanan logistik. Direktur Komersial PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan, selama pandemi pengiriman paket perusahaan tumbuh 61%.

"Ada indikasi pola hidup digital akan terus melekat. Estimasi ini membuat kami menyiapkan diri agar bisa memberikan layanan terbaik dengan harga murah dan cepat sebagai bagian dari kompetisi," kata Charles dalam webinar 274 Tahun PT Pos Indonesia: How Digital Are You?, yang diadakan Katadata, Rabu (9/9).

Salah satu bentuk transformasi digital PT Pos Indonesia yakni meluncurkan aplikasi digital bernama QPosinAja. Menurut Charles, layanan digital ini merupakan one stop courier mobile app lantaran mampu menghadirkan fitur layanan dan pengantaran dalam satu aplikasi.

PT Pos Indonesia juga menawarkan layanan cash on delivery (COD) yang memungkinkan pengguna membayar paket ketika barang diterima. “Selama 247 tahun berdiri, aplikasi ini akan menjadi wajah baru Pos Indonesia yang kini sudah ada dalam genggaman,” ujar Charles.

Kendati banyak pemain di bisnis logistik dan jasa antar, dia optimistis layananannya berbeda dengan kompetitor. Sebab, QPosinAja memiliki sistem on demand, yang mana memungkinkan kurir cepat menjemput barang dan mengantarkannya ke tempat tujuan.

Halaman: