Perusahaan e-commerce Lazada menargetkan bisa menggaet 300 juta konsumen di enam negara pada 2030. Dengan jumlah populasi negara-negara ASEAN saat ini sekitar 650 juta jiwa, maka Lazada menargetkan hampir separuhnya menjadi konsumen mereka.
Lazada optimistis targetnya terwujud, sebab penetrasi internet di enam negara cakupan operasionalnya masih mungkin digenjot. Saat ini, penetrasi internet Indonesia (50%); Malaysia 79%; Filipina 65%; Singapura 84%; Thailand 82%; dan Vietnam 67%.
Untuk mencapai target itu, Lazada mengintegrasikan platformnya dengan beragam hiburan seperti fitur siaran langsung (live streaming), gim, dan toko virtual. "Kami percaya untuk mengembangkan retail juga harus memberikan pengalaman yang menghibur selama berbelanja," ujar CEO Lazada Pierre Poignant saat konferensi pers 7th Lazada Birthday Super Party di Hotel JW Marriot, Singapura, Kamis (21/3).
Seiring dengan perayaan ulang tahun ketujuh, Lazada merilis fitur live streaming dan tiga gim yakni LazGame, Splash, dan Crazy Flash Sale. Lazada juga merilis fitur Wonderland pada November 2018. Fitur itu merupakan kota virtual di platform Lazada. Para pemegang merek (brand) bisa membuat toko virtual di Wonderland, dan bisa dikunjungi konsumen.
(Baca juga: Lazada Bangun Gudang Seluas 12 Kali Lapangan Sepak Bola di Thailand)
Di samping itu, Lazada fokus menyediakan layanan pemesanan dan pengiriman barang lintas negara (cross-border). Lazada mencatat, transaksi lintas negara ini tumbuh 4,6 kali lipat atau 460 % sejak 2016.
Lazada juga akan meningkatkan transaksi lintas negara ini. "Produsen batik di Bandung bisa kirim produk ke Filipina, Thailand, dan lainnya. Anda bisa beli produk dari seluruh dunia. Kami mau menciptakan visi itu. Kami masih di tahap awal tapi akan kerja keras," ujar dia.
Selain itu, Pierre menargetkan Lazada bisa merangkul delapan juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga 2030. Sejalan dengan hal itu, harapannya Lazada bisa menciptakan 20 juta pekerjaan bagi masyarakat di keenam negara.
President Lazada Group Jing Yin menambahkan, perusahaannya ingin selalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Kami selalu melakukan inovasi-inovasi besar, supaya kami 'awet muda'," kata dia. Salah satu inovasi itu adalah mengintegrasikan layanan berbelanja dengan hiburan di platformnya.
Pengembangan LazMall
LazMall menjadi salah satu upaya Lazada untuk meningkatkan transaksi dengan model Business to Business (BtoB). Lewat LazMall, para pemegang merek (brand) bisa membuka toko resminya di Lazada.
LazMall adalah mal virtual yang terdapat di platform Lazada yang diluncurkan pada Agustus 2018. Saat ini, seribu pemegang merek bergabung dengan LazMall. Layanan ini menawarkan tiga hal yakni keaslian produk, pengembalian 15 hari, dan pengiriman pada hari berikutnya.
(Baca juga: Penjualan Produk Lintas Negara di Lazada Naik 460 % sejak 2016)
Berdasarkan riset Kantar pada Maret 2019, produk yang paling banyak dibeli melalui LazMall adalah fesyen, elektronik, dan barang konsumsi atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Penjualan ketiga produk tersebut masing-masing mencapai enam, tiga, dan dua kali lebih banyak dibanding barang lain.
Sejalan dengan hal itu, Lazada bekerja sama dengan 12 perusahaan global di bidang gaya hidup, teknologi, dan fesyen untuk memperkuat online retail mereka. Lewat kerja sama yang disebut Joint Business Partnerships (JBP) ini, para pemegang merek bisa memanfaatkan infrastruktur teknologi dan logistik Lazada.