Marketplace Kerajinan Lokal Qlapa Gulung Tikar

Qlapa
Ilustrasi Qlapa
Penulis: Pingit Aria
4/3/2019, 09.23 WIB

Idenya mengembangkan Qlapa baru muncul dalam sebuah perjalanan ke Bali. Di sana, ia melihat bagaimana kerajinan menarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, kapasitas produksi mereka terbatas. Sementara dari sisi konsumen, banyak yang kesulitan menemukan produk yang tepat karena lokasi para perajinnya yang terpencil.

Ingin mempertahankan ciri khasnya, produk yang ditampilkan di platform Qlapa dikurasi dengan teliti. Ada tim yang memastikan setiap produk 100% handmade, berkualitas, menyertakan informasi yang jelas, dan konsisten memenuhi permintaan konsumen.

(Baca juga: PrivyID, Startup Lokal yang Siap 'Ekspor' Tanda Tangan Digital)

Dalam hal pelayanan, Qlapa menerapkan rekening bersama supaya transaksi aman dan nyaman. Maka, uang yang dibayarkan oleh konsumen akan disimpan beberapa waktu di rekening bersama. Setelah transaksi sukses, Qlapa akan menyalurkan uang tersebut ke rekening pengrajin.

Qlapa pernah menerima pendanaan seri A yang dipimpin oleh Aavishkaar Frontier Funds (AFF). Salah satu founder Kapan Lagi Network (KLN) juga ikut menyuntikkan dana ke Qlapa. Hanya, tidak disebutkan nilai investasi tersebut. Sebelumnya, Qlapa juga mendapat pendanaan tahap seed dari Global Founders Capital (GFC), KLN, dan Angel Investor Budi Setiadharma.

Selain Benny, Qlapa juga digawangi oleh seorang engineer bernama Fransiskus Xaverius. Fransiskus merupakan lulusan dari perusahaan teknologi asal Silicon Valley, seperti Google. Selama lima tahun karirnya di Amerika Serikat (AS), ia juga pernah bekerja di BlackBerry, Zynga, Castlight, dan Homejoy.

Halaman: