Adu Kuat Perusahaan Logistik Berebut Pasar E-Commerce

J&T Express
Armada J&T Express saat menggelar konvoi di Jakarta pada 10 September 2017 lalu.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
14/8/2018, 19.06 WIB

Transaksi retail e-commerce di Indonesia oleh Statista diproyeksikan mencapai US$ 8,6 miliar atau Rp 124,7 triliun tahun ini. Transaksi sebesar itu tentu berwujud jutaan paket yang harus dikirim setiap hari ke seluruh Nusantara.

Kue besar pengiriman paket e-commerce inilah yang kini diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan logistik. Dari JNE, TIKI, J&T Express, hingga pemain internasional seperti DHL berlomba meluncurkan fitur khusus untuk memikat pelaku jual beli online agar menggunakan jasa pengiriman mereka.

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) tampaknya masih menjadi pemain besar dalam bisnis jasa kurir di Indonesia. Saat menggelar Hari Bebas Ongkos Kirim (Harbokir) pada 26-27 Desember 2017 lalu misalnya, daya angkut JNE telah melampaui 2 juta paket per hari.

JNE pun meluncurkan berbagai layanan khusus untuk menyasar e-commerce. Sejak 2016, JNE merilis aplikasi MyJNE yang memungkinkan penggunanya mengecek tarif dan status pengiriman, lokasi JNE terdekat, hingga memfasilitasi transaksi jual beli. Selain itu, menyediakan layanan JNE Online Booking (JOB) untuk mengisi resi pengiriman secara online.

(Baca juga: Facebook Luncurkan Kampanye Laju Digital untuk Bantu UKM)

Ketiga, JNE menggandeng  perusahaan lokal berbasis teknologi yang menjual solusi transportasi, PT Qourier Indonesia Kartika. Melalui kerja sama ini, JNE menyediakan layanan same day delivery dan instant delivery melalui Go-Jek ataupun Grab.

JNE juga berkolaborasi dengan beberapa marketplace. Di antaranya, JNE menyediakan agen dan kantornya untuk menerima pembayaran dari pelanggan Tokopedia. Yang terbaru, JNE dan Lazada menyediakan sistem pendataan terintegrasi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati