Bea Masuk Logistik Berikat Diklaim Tak Pengaruhi Penjualan E-Commerce

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja memilah paket barang di gudang logistik TIKI di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
11/4/2018, 19.23 WIB

Kendati demikian, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu Deni Surjantoro menyampaikan, PMK Nomor 182 Tahun 2016 tetap berlaku. "Jika barang e-commerce menggunakan layanan barang kiriman, tentunya mengikuti ketentuan barang kiriman," ujar dia. Artinya, barang impor yang harganya di bawah US$ 100 tetap bebas bea masuk.

Biarpun begitu, ia optimistis ada perusahaan yang memanfaatkan PLB e-commerce dalam berbisnis, sekalipun dikenai bea masuk. Sebab, pembelian dalam partai besar lalu menggunakan PLB e-commerce, bisa mengurangi biaya distribusi. Ia yakin, penggunaan jasa pengiriman ataupun distribusi langsung melalui PLB e-commerce tetap akan diminati.

(Baca juga: Mei, Lazada Ekspor Perdana Produk UKM Indonesia)

Selain itu, PLB e-commerce juga menawarkan tiga keuntungan. Di antaranya, melindungi industri dalam negeri atas barang sejenis; meningkatkan efisiensi biaya logistik melalui penurunan frekuensi pengiriman; serta, meningkatkan daya saing Indonesia dalam hal logistik.

Sekadar informasi, karakteristik bisnis e-commerce berbeda-beda. Untuk model Business-to-Business (B2B), seperti Bizzy dan Ralali, merupakan e-commerce yang memiliki klien perusahaan juga. Lalu ada model Business-to-Consumer (B2C), seperti Bhinneka, Berrybenka, dan Tiket.com. Jenis e-commerce seperti ini yang lebih sering memesan barang dalam partai besar.

Selain itu, ada model bisnis Consumer-to-Consumer (C2C) seperti Blanja.com, Elevenia, dan Bukalapak. Model bisnis ini menghimpun pedagang untuk berjualan di platform-nya. Ada juga Consumer-to-Business (C2B), seperti istockphoto. Lalu Business-to-Administration (B2A) seperti Allianz dan BPJS online.

Ada pula model e-commerce Consumer-to-Administration (C2A), yang transaksi elektroniknya yang dilakukan antara individu dan administrasi publik. Selain itu, ada model Online-to-Offline (O2O) yang menarik pelanggan melalui internet untuk membeli barang atau jasa di toko, seperti Groupon Inc.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati