UMKM Beralih Jualan Online saat Pandemi, ‘Bayar di Tempat’ Diminati
Pemerintah mengimbau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berjualan online untuk menggaet konsumen di tengah pandemi corona. Transaksi dengan metode membayar saat barang diterima alias cash on delivery (COD) pun meningkat.
Startup penyedia solusi pengelolaan toko online, TokoTalk, mencatat bahwa transaksi COD semakin populer di daerah yang kasus positif Covid-19 cukup tinggi. “Seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” ujar Head of Business Development TokoTalk Kemas Antonius dikutip dari siaran pers, Senin (3/8).
Berdasarkan data internal TokoTalk, porsi transaksi COD di Jawa Barat mencapai 37,09%. Sedangkan DKI Jakarta 31,24%, Jawa Timur 11,05%, dan Bekasi 7,05%.
Selama pandemi virus corona, masyarakat memang diimbau bertransaksi secara non-tunai. Namun, sebagian konsumen baru mencoba layanan e-commerce, sehingga memilih metode COD.
Dengan membayar ketika barang diterima, konsumen bisa meninjau produk yang dibeli sesuai atau tidak. Jika dirasa tidak, pelanggan dapat memilih untuk mengembalikan produk itu.
Metode pembayaran itu dinilai lebih aman oleh beberapa konsumen yang baru mencoba layanan e-commerce. “Biasanya calon pembeli baru sering kali ragu-ragu bertransaksi karena belum kenal sama Terminal Grosir. Fitur COD bisa menjembatani keraguan pembeli dan membantu kami berjualan,” kata pemilik toko Terminal Grosir William.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk 'Statistik E-Commerce 2019' pun mencatat bahwa metode pembayaran yang paling banyak disediakan di platform online yakni COD, 83,73%.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2014–2019 Rudiantara mengatakan, belanja dengan sistem COD meningkat. Sistem COD biasanya dipilih oleh mereka yang baru memulai berbelanja online, namun belum mahir bertransaksi di platform digital.
Ia mencatat, sistem pembayaran di tempat mencapai 18% dari total nilai transaksi pada kuartal I 2019. Porsinya meningkat menjadi 25% pada kuartal I 2020.
"Kalau total value US$ 7 miliar lebih, pembayaran dengan COD itu sekitar US$ 1,8 miliar," kata Rudiantara saat mengikuti acara Webinar Bicara Data Virtual Series: 'New Normal, New Way' with Rudiantara, yang diselenggarakan oleh Katadata, pada Mei lalu (16/5).