Bukalapak Rambah Properti, Konsultasi Hukum, Logistik saat Pandemi

Google Play Store
Ilustrasi platform Bukalapak
Penulis: Desy Setyowati
29/9/2020, 18.36 WIB

Perusahaan e-commerce Bukalapak menyediakan beragam layanan baru di tengah pandemi corona. Produk anyar ini di antaranya logistik, pencarian hunian hingga konsultasi hukum.

Yang terbaru, startup berskala unicorn ini meluncurkan layanan agregator pengiriman barang yang diberi nama BukaSend. Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, logistik merupakan faktor penting bagi keberlangsungan dan pengembangan e-commerce di Indonesia.

“Kami menyadari bahwa dari waktu ke waktu, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menghadapi berbagai tantangan seputar hal ini, terutama saat pandemi Covid-19,” kata Victor dikutip dari siaran pers, Selasa (29/9). Oleh karena itu, perusahaan meluncurkan BukaSend.

 McKinsey memperkirakan terdapat 1,6 miliar paket atas transaksi di e-commerce yang dikirim per tahun, pada 2022. Jumlahnya bisa meningkat lagi, mengingat layanan e-commerce semakin diminati selama pandemi sebagaimana Databoks di bawah ini:

Pada bulan ini, Bukalapak juga menggandeng startup Justika untuk menyediakan layanan konsultasi hukum hingga pendampingan. Segmen pasar di bidang ini dinilai masih terbuka lebar.

Studi yang dilakukan oleh The Hague Institute for Innovation of Law (HiiL) menunjukkan, 71% masyarakat Indonesia yang mengalami masalah hukum memilih untuk tidak melakukan apa-apa.

Ketersediaan layanan hukum di Indonesia juga dinilai timpang. Sebab, perbandingan antara jumlah masyarakat dengan pengacara yaitu 1:4.325.

Oleh karena itu, Bukalapak meluncurkan layanan konsultasi hukum dengan salah satu fiturnya yakni TanyaHukum. “Diharapkan dapat membantu masyarakat mengatasi kendala yang dialami ketika membutuhkan bantuan hukum,” kata Victor, pekan lalu (22/9).

TanyaHukum menghubungkan layanan Justika dengan 90 juta pengguna Bukalapak. Di dalamnya terdapat tiga layanan inti yakni konsultasi, pembuatan dokumen, dan pendampingan hukum. 

Pengguna bisa berkonsultasi dengan puluhan advokat, baik melalui telepon, fitur percakapan (chat) maupun tatap muka.

Pada Juli lalu, salah satu unicorn Tanah Air ini juga meluncurkan fitur pencarian hunian yang diberi nama BukaRumah. Untuk menyediakan layanan ini, unicorn Tanah Air itu menggandeng Bank Mandiri.

Melalui fitur itu, kedua perusahaan membantu konsumen membeli rumah mulai dari mencari hingga mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pengguna juga bisa memantau pembayaran KPR secara online.

Bukalapak memang berfokus menyediakan berbagai layanan di platform. Presiden Bukalapak Teddy Oetomo sempat menyampaikan, perusahaan tak lagi mengandalkan strategi promosi atau 'bakar uang' untuk mendorong transaksi.

Startup itu berfokus pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dengan cara ini, pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) Bukalapak pada kuartal II tumbuh 60% dibandingkan 2018.

“Kami cari solusi dan inovasi yang diperlukan masyarakat," kata Teddy, beberapa waktu lalu (11/9). "Kami mengurangi bakar uang masif, dan pangsa pasar relatif stabil.”

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menambahkan, perusahaan tak lagi ‘ngoyo’ mengejar tingkat kunjungan dalam dua tahun terakhir. “Kami tidak bisa selalu berfokus pada pertumbuhan saja, sementara solusinya tak menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan," ujarnya.

Apalagi Bukalapak berencana mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di bursa efek. "Wajar jika startup ingin IPO. Ini sejalan dengan cita-cita kami untuk tumbuh berkelanjutan," katanya.

Ia optimistis perusahaan bisa mendapatkan akses pasar potensial dengan IPO.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan