Google Dikabarkan Suntik Modal Tokopedia dan Pegang 1,6% Saham

ilustrasi/Tokopedia
Ilustrasi Tokopedia
Penulis: Desy Setyowati
16/11/2020, 17.13 WIB

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google dikabarkan menyuntikkan dana segar kepada Tokopedia. Raksasa internet ini pun disebut-sebut memegang 1,6% saham di e-commerce tersebut.

Asia Nikkei Review melaporkan, perusahaan mengonfirmasi suntikan dana tersebut setelah Microsoft berinvestasi di Bukalapak. Berdasarkan dokumen yang diajukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tertanggal 4 November, Google memegang 1,6 saham Tokopedia.

Selain itu, "perusahaan afiliasi Temasek yakni Anderson Investments memiliki 3,3% saham," demikian dikutip dari Asia Nikkei Review, akhir pekan lalu (14/11).

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Tokopedia. Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.

Dilansir dari DealStreetAsia, Temasek menyuntik modal Tokopedia US$ 500 juta atau Rp 7,3 triliun. Sedangkan Google dan lainnya US$ 300 juta atau Rp 4,4 triliun. Valuasi Tokopedia sebelum memperoleh pendanaan tersebut dikabarkan US$ 7,5 miliar atau mendekati skala decacorn.

Namun, sumber Tech In Asia mengatakan bahwa nilai investasinya bukan US$ 800 juta. “Benar-benar salah,” demikian dikutip, Oktober lalu (23/10). Akan tetapi, ia tidak memerinci besarannya.

Kabar Temasek dan Google berinvestasi di Tokopedia sudah berembus sejak Juni lalu. Saat itu, VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak enggan menanggapi rumor tersebut.

Pada Juli lalu, sumber Bloomberg yang mengetahui rencana pendanaan itu mengatakan bahwa SoftBank Vision Fund berdiskusi dengan Tokopedia terkait investasi. Unicorn nasional itu juga disebut-sebut mengadakan pembicaraan dengan Facebook, Microsoft, dan Amazon.

Ia juga menyampaikan, Google dan Temasek merupakan investor yang paling aktif bernegosiasi dengan Tokopedia.

Sedangkan pada Februari lalu, Nuraini mengatakan bahwa Tokopedia membidik investor yang bisa memberikan nilai tambah, seperti Alibaba, SoftBank, dan Sequoia Capital. "Tidak hanya soal uang, tetapi juga best practice-nya. Bagaimana penerapan teknologi atau bisnis dari Alibaba di tempat lain misalnya," ujar dia, pada awal tahun (19/2).

Oleh karena itu, ketika perusahaan menemukan investor yang cocok dan bisa memberikan nilai tambah, maka bakal melakukan pendanaan. "Itu merupakan saat yang tepat bagi kami untuk menambah partner (investor)," ujar Nuraini.

Sebelumnya, CEO Tokopedia William Tanuwijaya juga berharap bisa menarik investor baru sebelum menawarkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di dua bursa yakni Indonesia dan negara lain. Meski tidak mengungkapkan persis waktunya, Tokopedia disebut-sebut akan IPO pada 2023.

(Revisi: ada perubahan pada paragraf 3 pada Selasa, 17 November, Pukul 11.31 WIB)