Garap Perbankan Digital, Stanchart Dikabarkan Suntik Bukalapak Rp2,8 T

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Karyawan menunjukkan fitur pembelian tiket Kereta Api (KA) Bandara pada aplikasi Bukalapak dengan menggunakan gawai saat perjalanan dari Stasiun BNI City menuju ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Penulis: Desy Setyowati
14/1/2021, 18.33 WIB

“Kami yakin kemitraan dengan salah satu unicorn pertama dan pemain e-commerce terkemuka di Indonesia ini memungkinkan kami menciptakan solusi yang mendorong inklusi keuangan di Indonesia,” kata Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & the Philippines) Standard Chartered Andrew Chia.

Standard Chartered memang aktif mengembangkan model bisnis baru. Salah satunya nexus, yang berfokus memenuhi kebutuhan klien. Perusahaan juga baru saja meluncurkan Mox, bank virtual di Hong Kong.

Selain itu, berencana meluncurkan kustodian aset digital tingkat institusi Zodia, bermitra dengan Northern Trust. Kemudian, menyediakan platform terbuka digital secara komersial Solv di India.

Sedangkan Bukalapak mencatatkan nilai transaksi tumbuh tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir. Pada periode yang sama, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA tumbuh 80%.

Pada tahun lalu, startup jumbo itu mencatatkan nilai transaksi bisnis marketplace tumbuh lebih dari 130% secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan transaksi layanan O2O Mitra Bukalapak naik hingga 100%, dengan jumlah mitra yang meningkat 30%.

Bukalapak menargetkan bisnis tumbuh 40-50% pada tahun ini. Target ini dengan mempertimbangkan perekonomian di tengah pandemi corona.

Halaman: