JD.ID tutup operasional pada 31 Maret dan menyetop penerimaan pesanan pada 15 Februari. Ini merupakan keputusan raksasa e-commerce Cina, JD.Com.

"Dengan sangat menyesal kami mengumumkan bahwa JD.ID akan setop menerima pesanan sejak 15 Februari," kata JD.ID dalam laman resmi, Senin (30/1).

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara menyampaikan, JD.ID tutup merupakan keputusan strategis dari JD.Com.

JD.Com merupakan raksasa e-commerce yang berbasis di Cina. Perusahaan ini mendukung operasional JD.ID di Indonesia.

“Ini adalah keputusan strategis dari JD.Com untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara. Logistik dan pergudangan sebagai intinya,” kata Setya kepada Katadata.co.id, Senin (30/1).

Kabar JD.Com akan melepas operasional bisnis di Indonesia yakni JD.ID dan di Thailand beredar sejak bulan lalu. Kabarnya, ini bertujuan mengurangi kerugian di kawasan Asia Tenggara dan memperkuat operasional di Cina.

JD.Com merupakan raksasa e-commerce yang berbasis di Cina. Perusahaan ini mendukung operasional JD.ID di Indonesia.

Raksasa e-commerce Cina itu mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV) JD.ID bersama dengan firma ekuitas asal Singapura, Provident Capital Partners pada 2015.

JD.Com didirikan oleh Richard Liu Qiangdong pada 1998. Dalam laman resmi, JD.Com menggabungkan model bisnis penjualan langsung dengan mengontrol seluruh rantai pasokan dan membatasi jumlah penjual.

“Itu untuk memastikan pengawasan kualitas yang ketat dapat dipertahankan,” kata JD.Com dikutip dari laman resmi, Selasa (31/1).

Pendapatan bersih JD.Com pada kuartal III 2022 RMB 243,5 miliar atau US$ 34,2 miliar (sekitar Rp 212,7 triliun). Nilainya meningkat 11,4% dibandingkan kuartal III 2021 atau year on year (yoy).

Pertumbuhan pendapatan JD.Com itu lebih tinggi ketimbang Alibaba Group Holding 3%. Namun lebih rendah dibandingkan Pinduoduo 65%. 

Harga saham JD.com yang diperdagangkan di Nasdaq turun 12% tahun lalu. Sedangkan Pinduoduo naik lebih dari 51%.

Dalam dua pertemuan secara virtual pada November dan Desember 2022, Liu mengkritik para eksekutif perusahaan. Media Huxiu melaporkan, Liu sangat tidak senang dengan strategi penetapan harga perusahaan.

“Kita perlu kembali ke akal sehat, lima elemen bisnis: produk, harga, layanan, biaya, dan efisiensi,” kata Liu kepada para eksekutif dalam pertemuan manajemen kuartal keempat, menurut laporan Huxiu dikutip dari South China Morning Post (SCMP), (29/12/2022).

Tanpa menyebut nama tertentu, “Liu menggambarkan beberapa orang sebagai ‘pembohong’,” kata sumber yang diberi pengarahan tentang pertemuan.

Karyawan JD.Com yang menghadiri pertemuan pada Desember mengatakan, Liu berbicara tentang perombakan manajemen senior. “Liu mengatakan hanya satu setengah wakil presiden di unit bisnis ritel yang jujur,” kata dia, yang enggan disebut namanya.

“Unit itu memiliki sekitar 40 wakil presiden. Jadi Anda bisa membayangkan tekanan pada mereka,” tambah dia.

Menurut pegawai lain yang mengetahui masalah itu, Liu mengkritik JD Digits yang sebelumnya bernama JD Technology, karena kinerja lamban. Unit ini dipimpin oleh Li Yayun, yang sebelumnya menjabat chief compliance officer JD.com.

Liu sebelumnya menghadapi gugatan tuduhan pemerkosaan di Amerika Serikat (AS) pada awal Oktober.

Liu juga tidak lagi menjabat. Namun pria berusia 49 tahun ini tetap memegang kendali atas JD.Com melalui hak suara dan komite strategis yang ia pimpin.

“Komite Eksekutif Strategi JD.Com terdiri dari 18 eksekutif puncak. Tetapi Liu tetap menjadi pembuat keputusan,” kata salah satu sumber.

Namun SCMP mengatakan bahwa JD.Com tidak mengonfirmasi mengenai kabar tersebut.

Reporter: Lenny Septiani