TikTok Shop belum juga mengajukan izin social commerce di Indonesia, menurut data Kementerian Perdagangan alias Kemendag. Padahal sempat beredar kabar di media sosial, platform asal Cina ini bakal hadir menjelang kampanye diskon 11.11.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menyampaikan, TikTok belum juga mengajukan izin sebagai e-commerce. Ia juga menampik rumor bahwa platform Cina ini akan kembali sebagai TikTok Shop bulan ini.

"TikTok sampai sekarang belum mengajukan izin. Ramai teman-teman bilang TikTok Shop jadi e-commerce. Tetapi belum sama sekali,” kata Isy dalam pembukaan pameran Mall to Mall Produk UMKM yang digelar di Jakarta, Rabu (8/11).

Sejauh ini baru Instagram, WhatsApp, dan Facebook yang mengajukan izin. Namun anak usaha Meta ini pun belum melengkapi dokumen yang dikembalikan untuk direvisi.

"Sudah mengajukan tetapi masih ada yang harus dilengkapi. Jadi belum mengajukan lagi setelah dikembalikan," ujar Isy.

TikTok Shop tutup di Indonesia pada 4 Oktober, sepekan setelah Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 Tahun 2023 terbit pada 27 September. Regulasi ini melarang fitur e-commerce dan media sosial dalam satu aplikasi.

Jika TikTok ingin membuka kembali layanan e-commerce di Indonesia, Teten menyampaikan bahwa perusahaan asal Cina itu harus mengikuti peraturan di Indonesia, di antaranya:

  • Membuat Kantor Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (KP3A) Bidang PMSE atau Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
  • Aplikasi e-commerce terpisah dari platform media sosial
  • Tidak memfasilitasi penjualan produk impor di atas US$ 100 atau sekitar Rp 1,6 juta
  • Menaati semua standar yang berlaku di dalam negeri, seperti Sertifikasi Halal, pemilikan Standar Nasional Indonesia alias SNI hingga Nomor Izin Edar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berencana untuk bertemu CEO TikTok Shou Zi Chew minggu ini. “Sebab saya sibuk kemarin," ujar dia usai konferensi pers Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta, Selasa (7/11).

Namun, Teten belum mengungkapkan topik yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut, termasuk kepastian kapan TikTok Shop akan kembali berbisnis di Indonesia. “Kami belum tahu. Kami dengar dulu," ujar Teten.

Ia optimistis TikTok Shop tidak akan keluar dari pasar Indonesia. “Pendapatannya besar Rp 8,4 triliun per bulan. Datanya bisa dilihat di Google. Cukup besar,” katanya acara Pitching Day Startup di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, akhir bulan lalu (25/10).

Hal senada disampaikan oleh venture builder asal Singapura Momentum Works. “Alasannya, pasar Indonesia besar,” ujar perusahaan dalam laporan, Rabu (8/11).

Google, Temasek dan Bain and Company memprediksi transaksi e-commerce di Indonesia tumbuh 7% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 62 miliar atau sekitar Rp 989 triliun tahun ini. Pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu 20%.

Namun Indonesia menyumbang 44,6% dari total proyeksi transaksi e-commerce di Asia Tenggara US$ 139 miliar tahun ini.

Reporter: Antara, Desy Setyowati