Fintech Modalku Waspadai Kenaikan Kredit Macet UMKM Terdampak Corona

ANTARA FOTO/Maulana Surya
Ilustrasi, perajin menyelesaikan pesanan perabot lukis dari barang bekas di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020).
Penulis: Desy Setyowati
31/3/2020, 10.55 WIB

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi corona. Karena itu, startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) menyiapkan beberapa Langkah mitigasi risiko, terutama kemungkinan rasio kredit macet (NPL) meningkat.

Co-Founder sekaligus CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, perusahaan memantau perkembangan pandemi corona sejak Januari lalu. Hal utama yang diamati yakni dinamika perekonomian yang memengaruhi bisnis para UMKM di sektor tertentu yang menjadi peminjam di Modalku.

“Strategi pertumbuhan kami saat ini berfokus pada UMKM beserta jaringannya. Juga berdiskusi untuk menemukan solusi terbaik dalam mendukung kelangsungan perkembangan bisnis UMKM di Indonesia,” kata Reynold dalam siaran pers, Selasa (31/3).

(Baca: Banyak UMKM Butuh Kredit Akibat Corona, Fintech Minta Revisi Aturan)

Karena itu, Modalku menyiapkan sejumlah langkah untuk memantau dan mengelola risiko pada portofolio dalam beberapa waktu ke depan. Pertama, menerapkan proses seleksi yang lebih komprehensif terhadap calon peminjam maupun UMKM yang sudah menjadi peminjam di Modalku.

Ada beberapa industri yang menjadi perhatian Modalku dalam menilai pengajuan pinjaman. Di antaranya kuliner (food & beverage), perjalanan (travel), perdagangan lintas negara, dan industri jasa yang bergantung pada tenaga kerja dari negara-negara yang terkena dampak pandemi di Asia Tenggara.

Kedua, Modalku akan bereaksi lebih cepat terhadap perubahan kondisi ekonomi makro dengan menyesuaikan batas jumlah atau limit, serta jangka waktu pinjaman. Angka limit dan tenor akan disesuaikan dengan jenis pinjaman dan profil bisnis masing-masing UMKM. Maka, penyesuaian dilakukan per kasus. 

(Baca: OJK Susun Cara Dapat Keringanan Kredit, Tak Perlu ke Bank dan Leasing)

Ketiga, memaksimalkan kolaborasi dengan platform e-commerce yang sebagian besar penjualnya masuk ke dalam segmen mikro. Sebab, para penjual di e-commerce justru memiliki peluang lebih di tengah pandemi corona.

Hal itu karena masyarakat memilih berbelanja online guna menghindari kontak langsung atau dalam rangka physical distancing. “Secara berkala, kami akan terus mengelola langkah-langkah tersebut dengan hati-hati dan mengembangkan kemampuan manajemen risiko sesuai dengan situasi ekonomi global saat ini,” katanya.

(Baca: OJK Siapkan Stimulus Lembaga Pembiayaan yang Terdampak Corona)

Perusahaan juga bakal terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). “Supaya langkah-langkah yang kami ambil sesuai dengan regulasi dari OJK,” kata dia.

Saat ini, perusahaan tetap beroperasi dan menjangkau pengguna melalui fitur Live Chat. Hingga Maret 2020, Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman usaha lebih dari Rp 13 triliun. 

Perusahaan fintech lending itu menyediakan layanan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar. Selain di Indonesia, Modalku beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies.

(Baca: Bank Klarifikasi Heboh Keringanan Bayar Cicilan Kredit Versi Jokowi)