Siap IPO pada April, Agregator Fintech Cashlez Target Raih Rp 107,4 M

cashlez
ilustrasi, (Ki-Ka) Steven Samudera Komisaris Cashlez, Leny Tan CRO Cashlez, Teddy Tee CEO Cashlez
18/3/2020, 14.09 WIB

Perusahaan berharap, Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperoleh pada 7 April 2020. Masa Penawaran Umum akan berlangsung pada 8 April 2020. Selanjutnya, Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 20 April.

Sebagai informasi, pendapatan bersih Cashlez meningkat 96,7% menjadi Rp 11,73 miliar untuk periode 10 bulan yang berakhir pada 31 Oktober 2019. Pendorong utamanya yakni peningkatan volume transaksi yang diproses oleh Cashlez. Nilai transaksinya juga tumbuh sekitar 180% secara tahunan (year on year/yoy).

Perusahaan yang berdiri sejak 2015 itu mencatat, jumlah mitra meningkat dua kali lipat yoy pada tahun lalu. Cashlez menargetkan jumlah mitra naik dari 2 ribu pada awal 2019 menjadi 5 ribu hingga akhir tahun lalu.

(Baca: Sumitomo Suntik Modal Agregator Fintech Pembayaran Cashlez)

Tahun lalu, Cashlez mendapatkan pendanaan seri A dari investor Jepang Sumitomo Corporation. Pendanaan tersebut digunakan untuk mengembangkan produk, layanannya, dan memperluas jaringan.

Sepanjang 2019, Cashlez memperluas jangkauannya ke beberapa kota besar Indonesia. Saat ini, Cashlez memiliki area pendukung di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Bali, Medan dan Makassar.

Sebagai agregator di bidang fintech pembayaran, Cashlez menjual mesin pembaca kartu. Ada tiga jenis yang dia jual yakni Simply-Print Bluetooth Printer, Cashlez Reader Printer, dan, Cashlez Reader Non Printer. Mesin ini akan terhubung dengan ponsel pintar (smartphone) konsumen, sehingga memudahkan proses pembayaran.

(Baca: Agregator Fintech Pembayaran Cashlez Targetkan 5 Ribu Mitra Tahun Ini)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur