Saingi GoPay, DANA Bidik Pembayaran SPP Sekolah hingga Retribusi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. DANA di acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center,  Jakarta (23/9). 
10/3/2020, 19.53 WIB

(Baca: Strategi DANA, GoPay, dan LinkAja Hadapi WeChatPay dan Alipay)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Luctor E. Tapiheru mengatakan bahwa hingga saat ini ada sekitar 2,7 juta merchant di Indonesia yang sudah mengadopsi QRIS. Sebanyak 618 ribu atau 20 % di antaranya berada di DKI Jakarta.

Luctor mengatakan, selama BI mendorong implementasi QRIS mereka tak menemukan ada kendala yang signifikan. Ia melanjutkan, proses edukasi masih diperlukan lantaran masih banyak konsumen dan merchant yang belum begitu mengenal QRIS.

Para pejabat di bank sentral ini menilai kehadiran QRIS sebenarnya tidak menghilangkan keunggulan dari fasilitas yang diberikan oleh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) maupun merchant. “Melainkan menyatukan kita semua,” ujar dia. 

(Baca: Dompet Digital DANA Targetkan Transaksi Tumbuh Dua Kali Lipat)

Senada dengan Luctor, Head of Business Marketing Fore Shintia Xu mengatakan bahwa perusahaaan sebagai merchant tidak merasa ada kendala yang begitu berarti dalam mengimplementasikan QRIS. Justru, ia menilai proses transisi alat QRIS hingga pelatihan staf kasirnya dilakukan dengan sistematis.  

Untuk itu, merchant memang dikenakan biaya atau merchant discount rate (MDR) 0,7% dari nilai transaksi. Meski demikian, Shintia mengatakan penetapan MDR itu sangat menguntungkan bagi perusahaan.

“Karena sebelum ada standardisasi ini, mungkin beberapa PJSP mematok harga hampir lebih dari dua kali lipat,” ujar Shintia. Sejak mengimplementasikan QRIS, ia menambahkan, rata-rata transaksi nontunai perusahaan mengalami peningkatan sekitar satu digit.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur