WeChat Pay & Alipay Diyakini Tak Akan Rajai Pasar Dompet Digital Lokal

TWITTER @WeChatPayTeam
Seorang konsumen memindai kode QR untuk pembayaran WeChatPay di Tiongkok.
12/2/2020, 18.52 WIB

"Minimum kalau mau masuk bisa kena ke kebutuhan konsumennya, harus nyaman, dan harus aman. Kalau itu tidak dirasakan, enggak akan bertambah user," ujar dia.

Alhasil, pemain baru harus mengeluarkan biaya yang besar bila ingin merebut pasar. Pemain baru harus mencari strategi promosi yang tepat, dan membuat tawaran layanan yang berbeda.

Di sisi lain, Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani mengatakan, dengan masuknya pemain baru dari Tiongkok itu, GoPay akan fokus pada inovasi dan promosi yang tersegmentasi. "Yang penting, bagaimana caranya penuhi kebutuhan pengguna. Kompetisi bagus, tapi inovasi yang bagus yang akan menang," ujar dia.

Ia pun melihat sisi positif dengan masuknya pemain baru, yaitu mendukung perluasan masyarakat pengguna transaksi non-tunai (cashless society) di Indonesia. "Kami lihat harapannya semua player akan mendukung cashless," ujarnya.

Sebelumnya, CEO DANA Vincent Iswara mengaku tidak merasa tersaingi dengan datangnya pemain baru dari luar negeri. Senada dengan Poltak, ia menyebut kedua platform asing itu fokus pada pengguna asing alias turis dari luar negeri. Sedangkan perusahaannya fokus pada pengguna di dalam negeri.

"Jadi strategi kami bakal berfokus pada (pengguna) masyarakat Indonesia," kata dia, akhir Januari lalu. Strategi itu di antaranya dengan terus mengenalkan tentang cashless, serta keunggulan-keunggulan produknya.

Platform sistem pembayaran asal Tiongkok, Wechat Pay resmi beroperasi di Indonesia menggunakan jaringan Bank CIMB Niaga mulai Januari lalu. Platform pembayaran milik Tencent Grup ini merupakan satu-satunya platform pembayaran asing yang telah mengantongi izin dari Bank Indonesia (BI) untuk beroperasi di Indonesia.

Sedangkan pesaingnya, Alipay masih menunggu restu dari BI. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, platform pembayaran milik Grup Alibaba ini masih harus memenuhi sejumlah persyaratan. hadir melalui kerja sama dengan Bank CIMB Niaga.

"Semua asing harus tunduk kepada rupiah dan bertransaksi menggunakan QR Indonesia Standard atau QRIS," ujar Perry di DPR, akhir Januari lalu.

Halaman: