Taktik Fintech KoinWorks Menghadapi Tekanan Pandemi Corona

koinworks
Ilustrasi platform Koinworks
28/8/2020, 16.21 WIB

Permintaan layanan teknologi finansial pembiayaan atau fintech lending melonjak saat pandemi corona. Namun, startup KoinWorks menyiapkan strategi khusus untuk meningkatkan transaksi di masa pagebluk ini.

Perusahaan meluncurkan tiga layanan baru yang diminati dan dibutuhkan saat pandemi Covid-19. Ketiga produk baru itu yakni KoinGold, KoinBond, dan KoinGaji.

"Kami melihat, ketiga produk itu cocok diluncurkan saat pandemi," kata Co-Founder sekaligus CEO KoinWorks Benedicto Haryono kepada Katadata.co.id, Kamis (27/8). Emas misalnya, diburu investor saat masa krisis ini.

Berdasarkan data MarketWatch, harga emas di pasar spot secara global meningkat 29% sejak awal tahun ini (year to date/ytd). Harga emas Antam pun terus melonjak. "Emas itu sifatnya defensif," kata dia.

Perhatikan pergerakan emas sepekan terakhir dalam grafik Databoks di bawah ini:

Oleh karena itu, perusahaan meluncurkan KoinGold pada Juli lalu. Pengguna bisa bertransaksi emas melalui aplikasi.

Kemudian, startup itu menghadirkan KoinBond pada pekan ini. Pelanggan dapat membeli produk investasi yang dijamin oleh negara seperti Saving Bond Retail (SBR), Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), serta obligasi syariah seperti Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan.

Benedicto menjamin, perusahaan mematuhi segala ketentuan penjualan produk obligasi tersebut. "Obligasi negara aman," ujar dia.

Saat pandemi virus corona ini, perusahaan melihat ada kebutuhan pembiayaan dari pelaku bisnis untuk menggaji karyawan. Untuk itu, KoinWorks pun meluncurkan KoinGaji.

Pengguna atau perusahaan dapat memberikan gaji kepada karyawannya lebih awal (salary advance) melalui produk itu. “Ini cocok di masa krisis Covid-19. Produk ini bisa membantu UMKM, apabila karyawannya menghadapi pengeluaran tidak terduga," ujarnya.

Benedicto menjelaskan, perusahaan awalnya berencana meluncurkan setidaknya enam produk baru tahun ini. KoinWorks lantas memutuskan untuk menghadirkan ketiga layanan anyar tersebut, karena pertimbangan pandemi.

Perusahaan optimistis bisa menggaet sekitar 10% dari pengguna aktif saat ini, untuk menggunakan ketiga produk baru itu. “Sudah jalan sekitar dua bulan, dan responsnya baik," ujarnya.

Jumlah pengguna KoinWorks tumbuh 41% selama pandemi corona, menjadi 519 ribu lebih orang per Juni lalu. Nilai pembiayaan juga meningkat 15% secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama tahun ini.

Dari nilai pembiayaan itu, 41,8% di antaranya disalurkan ke sektor fashion dan kuliner. Sedangkan 19,61% mengalir ke sektor olahraga dan hobi, serta 11,5% ke sektor gawai dan elektronik.

Kendati permintaan melonjak, perusahaan memutuskan untuk selektif dalam memberikan pinjaman saat pandemi. Ini dilakukan untuk memitigasi risiko kredit macet atau Non Peforming Loan (NPL).

 

Dari sisi pendanaan, perusahaan rintisan juga mendapatkan dana segar US$ 20 juta atau sekitar Rp 316 miliar. Investasi ini diperoleh dari Quona Capital, EV Growth, dan Saison Capital, serta investor lainnya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan