Beberapa bank seperti BCA, CIMB Niaga, dan Bank Mandiri mengembangkan platform pembayaran digital dengan merambah layanan hiburan hingga terintegrasi ke aplikasi pesan. Ekonom menilai, ini menandakan era baru persaingan teknologi finansial (fintech) dengan perbankan.
BCA misalnya, meluncurkan fitur lifestyle pada platform BCA Mobile pada akhir tahun lalu. Ini memungkinkan pengguna membeli tiket pesawat dan kereta api, serta voucer gim online hingga memesan kamar hotel.
Lalu, CIMB Niaga meluncurkan fitur Travel Concierge di Octo Mobile, yang dapat digunakan untuk memesan tiket pesawat. Kemudian, Mandiri Online milik Bank Mandiri menghadirkan fitur interaksi atau Mandiri Intelligent Assistant lewat aplikasi pesan, WhatsApp.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda memperkirakan, bank-bank terus mengembangkan platform mobile banking. “Bukan hanya layanan fintech, tetapi juga pemesanan hotel, tiket pesawat, dan lainnya,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (12/1). “Ada sektor yang terdisrupsi. Sudah pasti.”
Ia menilai, ekspansi tersebut merupakan babak baru di industri perbankan. Saat ini, bank-bank mulai merambah bank digital seperti BTPN lewat Jenius, DBS via Digibank, Bank Jago, Bank Digital BCA hingga Neo Commerce.
“Perbankan besar seperti Bank Mandiri dan BCA mau tidak mau harus bisa bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar bank digital, terlebih secara teknologi dan modal, keduanya memadai. Semakin praktis dan lengkap layanan maka akan semakin makin banyak penggunanya,” kata dia.
Meski begitu, menurutnya kerja sama antara perbankan dan fintech lebih menguntungkan kedua pihak. Ini karena bank memiliki modal yang mumpuni. Sedangkan fintech unggul dari sisi praktis.
“Bagi perbankan dan fintech yang cerdik, strategi kerja sama patut dipertimbangkan,” kata dia.
Bank Jago misalnya, bergabung dengan Gojek dan memperkuat layanan GoPay. Sebelum GoPay, fintech lending atau pembiayaan Akulaku merambah bank digital dengan mengakuisisi Bank Yudha Bhakti pada 2019 yang kini menjadi Neo Commerce.
“Tren ke depan lebih mengarah pada integrasi vertikal, yakni akuisisi atau merger antara bank dan fintech” kata Ekonom Indef Bhima Yudhistira kepada Katadata.co.id, bulan lalu (21/12/2020).
Cara tersebut dinilai mampu mengembangkan ekosistem keuangan secara lebih luas. Ini karena fintech punya keunggulan dari sisi penilaian kredit atau credit scoring, tetapi lemah dari sisi data calon debitur. Sedangkan bank mempunyai akses terhadap data ini melalui Sistem Layanan Infromasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, pendapatan dari komisi atau fee based income yang diterima bank atas transaksi isi ulang (top up) cukup besar. “Bayangkan, setiap isi GoPay dikenakan Rp 1.000. Kalikan saja dengan volume transaksi nasabah. Ini lebih baik fintech yang menguasai,” ujar dia.
Dari sisi bank, fintech menjadi saran untuk mengembangkan keamanan digital dan memperluas penetrasi pinjaman atau channeling. Ini karena regulasi perbankan jauh lebih ketat ketimbang fintech.
“Jadi bank pun membutuhkan fintech. Semacam simbiosis mutualisme,” ujar Bhima, yang pernah melakukan kajian bersama Asosiasi Fintech terkait peran teknologi finansial terhadap ekonomi Indonesia.
Akan tetapi, CIMB Niaga memilih untuk berfokus mengembangkan Octo Mobile sebagai aplikasi super atau superapp. “Dirancang layaknya superapp, Octo Mobile menjadi one stop mobile financial solution yang dapat memenuhi kebutuhan finansial nasabah kini dan nanti pada setiap fase kehidupan,” demikian dikutip dari laman resminya.
Fitur yang terdapat pada Octo Mobile seperti kode Quick Response (QR), login dengan sidik jari, buka rekening dan deposito berjangka hingga reksa dana dan obligasi. Yang terbaru, bank menambahkan fitur Travel Concierge untuk memesan tiket pesawat.
“Kami berharap, semakin terintegrasinya kebutuhan transaksi finansial dengan aktivitas sehari-hari seperti penyatuan layanan travel dan pembayaran, Octo Mobile dapat menjadi pilihan tepat bagi nasabah untuk lebih produktif dan mendukung protokol kesehatan,” kata Head of Digital Banking, Branchless and Partnership CIMB Niaga Bambang Karsono Adi dikutip dari siaran pers, pekan lalu (6/1).