Dua Alasan Fintech Lending Bidik UMKM saat Pandemi Corona

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
(ki-ka) Sri Mulyani Menteri Keuangan Indonesia, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono Gani, Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia dan moderator dalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta (23/9/2019).
Penulis: Desy Setyowati
10/8/2021, 18.25 WIB

Startup  financial technology (fintech) gencar membidik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di tengah pandemi corona. KoinWorks menilai, ini karena UMKM ramai-ramai beralih ke digital dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

“Indonesia keluar dari resesi pada kuartal II, tentunya UMKM berperan besar,” kata CEO Koinworks Benedicto Haryono dalam diskusi virtual ‘What’s Next For The SMEs In The Digital Era?’, Selasa (10/8).

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tumbuh 7,07% secara tahunan (year on year/yoy). Indonesia pun keluar dari resesi.

Di Nusantara, UMKM berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Kementerian UKM mencatat, 11,7 juta UMKM beralih ke ekosistem digital per awal 2021. Pemerintah menargetkan jumlahnya bertambah lima juta per tahun sehingga bisa mencapai 30 juta pada 2024.

“Kami melihat pandemi corona, UMKM yang berhasil mengadopsi digital jauh lebih baik dibandingkan yang masif offline,” kata Benedicto.

Berdasarkan survei Koinworks  terhadap 1.376 pemilik usaha di 34 provinsi, sebanyak 20% beralih ke online selama pandemi corona. Sebanyak 89% penjualan dilakukan melalui platform online.

Namun menurutnya ada tantangan UMKM beralih ke digital. Pertama, keterbatasan akses. Kedua, minim literasi digital.

“Bagaimana supaya mereka bisa mempelajari cara pemrogaman atau coding online, pemasaran, target market, pencarian channel terbaik, serta pemaksimalan fungsi digital sebagai penunjang dalam persaingan dengan produk sejenis," ujar Benedicto.

Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berfokus meningkatkan literasi keuangan, termasuk mendorong pelaku usaha di daerah mengadopsi layanan fintech. OJK menargetkan kepemilikan rekening 80% pada 2024.

Selain KoinWorks, ada beberapa startup fintech lending yang mengincar UMKM digital seperti Akseleran, Modalku, dan Amartha. Co-Founder sekaligus COO Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, penyaluran pinjaman tetap naik karena UMKM merambah ekosistem digital saat pagebluk virus corona.

Selain itu, pemahaman masyarakat terkait layanan fintech meningkat. “Penetrasi digital yang terus meningkat menjadi potensi bagi bisnis Modalku. Masyarakat jadi lebih paham mengenai manfaat fintech," kata Iwan dalam siaran pers, pada Januari (18/1).

Sedangkan Amartha berfokus menyasar warung yang beralih ke digital. Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas mengatakan, perusahaan menyediakan dua layanan untuk warung di aplikasi khusus yakni Amartha Plus.

Pertama, Warung Loan Mitra untuk pembayaran listrik, pulsa hingga stok belanja bagi mitra. Kedua, Warung Loan Non-mitra. Amartha bekerja sama dengan jaringan warung Sampoerna Ritel Community (SRC) untuk memberikan opsi pembayaran terintegrasi. Amartha juga memberikan modal berupa barang atau suplai kebutuhan warung.

Wenas mengatakan, perusahaan mengincar warung karena banyak UMKM yang mendigitalisasikan bisnis saat pandemi virus corona. "Layanan ini membantu ibu-ibu untuk lebih terdigitalisasi," kata dia saat konferensi pers virtual, bulan lalu (19/7).

Penyumbang bahan: Mela Syaharani