BlueBird menggandeng Shopee dan GoPay untuk menyediakan opsi pembayaran non-tunai. Ini dilakukan ketika bisnis transportasi, termasuk taksi, tertekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Metode pembayaran ShopeePay dan GoPay tersedia di aplikasi MyBlueBird. Melalui platform ini, pengguna bisa memesan layanan moda transportasi hingga pengiriman barang, BirdKirim.
Chief Strategy Officer Blue Bird Paul Soegianto mengatakan, perusahaan membutuhkan metode pembayaran non-tunai agar layanan minim kontak (less contact). Ini sesusai arahan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bahwa layanan transportasi diimbau less contact untuk menghindari penyebaran virus corona.
Selain itu, BlueBird berharap permintaan layanan terdongkrak seiring penambahan opsi pembayaran non-tunai. "Penggunaan metode pembayaran non-tunai semakin meningkat seiring dengan masih terbatasnya aktivitas di luar rumah," ujar Paul dalam siaran pers, Senin (23/8).
BlueBird mencatat kenaikan penggunaan transaksi non-tunai lebih dari dua kali lipat.
Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari menambahkan, transaksi non-tunai memudahkan konsumen. "Ini membantu penumpang dan pengemudi BlueBird Group, karena tidak perlu lagi menggunakan uang tunai," katanya.
BlueBird dan Shopee juga memberikan promosi berupa uang kembali (cashback) 30% atas penggunaan ShopeePay di aplikasi MyBlueBird.
Selain integrasi metode pembayaran, keduanya bekerja sama dalam menyediakan layanan kirim barang BirdKirim di aplikasi Shopee. Pengguna bisa menikmati solusi ini mulai bulan depan.
Beberapa barang belanjaan dari Shopee yang bisa menggunakan layanan logistik BlueBird seperti makanan dan minuman, dekorasi, perlengkapan rumah, dan lainnya.
Selain Shopee, BlueBird menggaet GoPay. "Kehadiran GoPay di aplikasi MyBlueBird dengan jangkauan penggunaan yang luas di seluruh Indonesia, dapat meningkatkan adopsi pembayaran digital di masyarakat," kata CEO GoPay Hans Patuwo dalam siaran pers.
Tahun lalu, BlueBird juga menggaet GoPay untuk menyediakan sistem pembayaran berbasis kode QR Code Indonesian Standard (QRIS). Opsi ini tersedia di 11 ribu armada taksi Blue Bird yang beroperasi di 19 kota di seluruh Indonesia.
BlueBird juga menggandeng platform uang elektronik dari Grup Indomaret, i.saku pada tahun lalu.
Langkah perusahaan memperbanyak opsi pembayaran non-tunai dilakukan di tengah PPKM darurat hingga yang terbaru PPKM level 3. Sepanjang tahun lalu, pendapatan BlueBird anjlok 49,38% imbas pembatasan aktivitas masyarakat di tengah pandemi corona.
Berdasarkan laporan keuangan, BlueBird hanya mampu mengumpulkan pendapatan Rp 2,05 triliun sepanjang tahun lalu. Capaian ini hanya setengah dari pendapatan tahun sebelumnya Rp 4,05 triliun.
Alhasil, BlueBird merugi tahun lalu. Padahal perusahaan masih mencatatkan untung pada 2019.
Pandemi Covid-19 memang melumpuhkan bisnis taksi. Jumlah taksi reguler pun menyusut 17,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 16.963 unit per tahun lalu.
Jumlah itu merupakan yang terendah selama enam tahun terakhir. Sedangkan jumlah limosin dan mobil sewaan 5.027 unit atau turun 19,32% yoy. Begitu pun armada bus turun 12,47% menjadi 526 unit.