Xendit mengumpulkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam putaran pendanaan seri C. Setelah meraih dana segar, startup teknologi finansial (fintech) payment gateway ini disebut-sebut berstatus unicorn.
Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar. Sedangkan decacorn di atas US$ 10 miliar.
Berdasarkan laporan CB Insights bertajuk ‘The Complete List of Unicorn Companies’, Indonesia memiliki satu decacorn yakni Gojek dan enam unicorn yaitu Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, OVO, J&T, dan OnlinePajak.
Namun Gojek, Tokopedia, dan OnlinePajak tak lagi ada di daftar tersebut.
Selain Xendit, Tiket.com dan Blibli disebut-sebut berstatus unicorn. Namun ketiganya tak ada di daftar CB Insights.
Pendanaan kepada Xendit dipimpin oleh Tiger Global Management. Investor lain yang berpartisipasi yaitu Accel, Amasia, dan Goat Capital.
Xendit akan menggunakan dana segar itu untuk ekspansi ke negara lain. Saat ini, fintech itu hadir di Indonesia dan Filipina.
"Fokus utama kami saat ini untuk lebih regionalisasi dan memperluas rangkaian produk," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya dikutip dari TechCrunch, Selasa (14/9).
Selain itu, Xendit berencana menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini. Head of Corporate Communications Xendit Ami Windarti mengatakan, Xendit menyasar UMKM di sektor ritel, busana hingga kuliner.
"Ini menyesuaikan dengan gaya hidup sekarang yang banyak sekali bertransformasi ke arah digital," ujarnya saat wawancara virtual dengan Katadata.co.id, pekan lalu (6/9).
Perusahaan yang berdiri pada 2016 itu mencatatkan transaksi 65 juta kali dengan pembayaran US$ 6,5 miliar per tahun. Xendit juga mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 700%.