Harga Ethereum Sentuh Rekor dan Bitcoin Meroket, Shiba Inu Anjlok 5%

123rf.com/traviswolfe
Ilustrasi bitcoin, crytocurrency, mata uang kripto
Penulis: Desy Setyowati
8/11/2021, 11.19 WIB

Harga ethereum dan bitcoin melonjak sejak awal Oktober. Sedangkan Shiba Inu anjlok 5,27% dalam 24 jam terakhir.

Bitcoin mencatatkan kenaikan harga 4,9% menjadi US$ 65.280 pada perdagangan hari ini, berdasarkan data CoinDesk per Pukul 11.03 WIB. Harga uang kripto ini menyentuh level tertinggi dalam tiga pekan terakhir.

Sedangkan harga ethereum naik 3,47% menjadi US$ 4.725 atau rekor baru. Sejak awal Oktober, harga ethereum melonjak 57% dan bitcoin 50%.

Analis di broker IG Markets Kyle Rodda menilai, investor menyambut peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin berjangka Amerika Serikat (AS) bulan lalu. Selain itu, mencari eksposur ke kelas aset yang terkadang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Ia mengatakan, potensi kenaikan inflasi menambah daya tarik aset seperti emas dan mata uang kripto yang tidak membayar kupon.

"Lembaga keuangan ingin menjadi bagian dari itu, regulator tidak ingin terlalu menekan," kata Kyle dikutip dari Reuters, Senin (8/11). "Kami hampir melewati titik belok, di mana itu adalah bagian dari sistem dan akan sangat, sangat sulit untuk melepaskannya."

Dalam beberapa minggu terakhir, bank terbesar Australia mengatakan akan menawarkan perdagangan cryptocurrency kepada pelanggan ritel. Otoritas Singapura juga dinilai mendukung uang kripto.

Pekan lalu, Walikota terpilih New York Eric Adams mengatakan akan menerima tiga gaji pertama dalam bitcoin. Ini dianggap Adams mengisyaratkan niat untuk menjadikan kotanya sebagai pusat industri cryptocurrency.

Sedangkan harga Shiba Inu anjlok 5,27% dalam 24 jam terakhir. Harga uang kripto ini terus menurun sejak pekan lalu.

Penyebabnya, para pemegang mayoritas cryptocurrency atau whale tercatat memindahkan aset Shiba Inu US$ 2,3 miliar atau Rp 33 triliun ke empat rekening berbeda. Nilai kapitalisasi pasar Shiba Inu pun turun dari US$ 40 miliar pada Senin (1/11) menjadi US$ 27,6 miliar.

Dikutip dari Cointelegraph, harga Shiba Inu anjlok karena pemegang mayoritas uang kripto atau whale memindahkan aset. Mereka cenderung memiliki dampak besar terhadap harga atas setiap transaksi.

Whale merupakan sebutan bagi sejumlah orang yang memegang aset kripto dengan jumlah besar. Kepemilikan Shiba Inu memang terkonsentrasi pada 10 pemilik aset teratas yang memegang hampir 72% koin yang beredar.

Selama pekan lalu, Cointelegraph mencatat bahwa whale Shiba Inu melakukan transaksi pemindahan aset ke empat rekening berbeda. Setiap transaksi bernilai sekitar US$ 586 juta, dengan total US$ 2,3 miliar.

"Jika mereka (whale) memutuskan untuk menjual kantong-kantong aset, harga Shiba Inu bisa anjlok 99,99% menjadi nol,” kata analis keuangan Jacob Oracle dikutip dari Cointelegraph, pekan lalu (4/11).

Analis pasar di Santiment Dino Ibisbegovic juga mencatatkan, ada sejumlah transaksi Shiba Inu yang mengalir ke bursa terpusat (centralized exchange). Bursa ini merupakan perantara atau pihak ketiga dalam membantu transaksi uang kripto.

Sedangkan transaksi yang mengarah ke bursa terpusat mengindikasikan terjadinya peningkatan tekanan jual jangka pendek. "Tampaknya terjadi peningkatan penjualan Shiba Inu," kata Ibisbegovic dikutip CoinDesk, kemarin (4/11).

Menurut dia, aksi jual itu membuat para investor Shiba Inu khawatir.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan