Perusahaan platform kredit online, Kredivo memperkirakan layanan belanja online melalui beli sekarang bayar nanti alias paylater semakin digemari tahun depan. Tak terkecuali untuk transaksi dalam nominal besar. Di mana, era digitalisasi membuat masyarakat menginginkan hal-hal yang mudah dan cepat, termasuk pada layanan keuangan.
VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari mengatakan sepanjang tahun ini layanan paylater telah diandalkan masyarakat. "Ke depan, masyarakat juga akan meningkatkan penggunaan layanan ini," katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/12).
Indina menjelaskan, masyarakat tertarik menggunakan layanan paylater karena menganggapnya sebagai layanan yang mudah. Kemudian, paylater juga menjadi solusi bagi masyarakat saat mengalami kendala keuangan.
Tren lain yang mungkin terjadi di tahun depan yakni, meningkatnya kepercayaan diri masyarakat untuk menggunakan paylater pada pembelian barang dengan nilai yang terbilang mahal. Itu terjadi karena, orang-orang akan mulai menganggap kalau belanja menggunakan paylater akan terjamin keamanannya.
Kategori barang lainnya yang akan digemari yakni busana dan aksesoris. Menurut Indina, kategori barang tersebut bakal menjadi andalan masyarakat. "Baik dari nominal dan transaksi juga besar," ujarnya.
Selain tren penggunaan paylater yang semakin marak, tren berkembangnya kategori kebutuhan pokok dan busana juga diprediksi terjadi tahun depan. "Misalnya, orang-orang akan mengerem belanja kategori kebutuhan barang non-pokok. Lalu, berkembang kategori lain, seperti groceries, sayur-sayuran, dan makanan siap masak," katanya.
Indina juga mengatakan, selama festival belanja seperti 11.11 dan 12.12, transaksi belanja online melalui paylater semakin melonjak. Bahkan, waktu penggunaan paylater juga semakin beragam.
"Tidak hanya terkonsentrasi pada jam belanja saja. (Transaksi) akan lebih merata di hari libur dan jam kerja," katanya.
Sebelumnya, riset Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo menunjukkan, 27 % responden berbelanja di e-commerce dengan cara mencicil atau paylater sepanjang tahun lalu. Jumlah pengguna paylater di marketplace juga mulai meningkat.
“Lebih dari 50 % pengguna baru menggunakan paylater di e-commerce setahun terakhir atau saat pandemi corona,” kata Direktur Riset KIC, Mulya Amri saat konferensi pers virtual, Juni lalu (9/6). Secara rinci dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Hasil riset tersebut berdasarkan survei online terhadap 3.560 responden periode 26-30 Maret. Sebanyak 64 % di antaranya merupakan perempuan.
Adapun dari sisi usia, 68 % merupakan milenial dengan usia 23-38 tahun. Sedangkan generasi Z (13-22 tahun) 16%, diikuti generasi X (39-54 tahun) 15%, dan baby boomer (55-70 tahun) hanya 1%.
Sebanyak 36 % memiliki pengeluaran Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Lalu 30% kurang dari Rp 2 juta, 21% lebih dari Rp 6 juta, dan 13% Rp 4 juta hingga Rp 6 juta.
Dari riset tersebut, mayoritas responden menilai bahwa paylater merupakan alternatif kredit, namun dengan proses yang mudah. Rincian alasan pengguna menggunakan paylater sebagai berikut: