Tiga Cara Google Bantu Industri Media RI di Tengah Pandemi Corona

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi Google
29/7/2020, 18.23 WIB

"Program itu melibatkan serangkaian pelatihan untuk membantu semua orang di organisasi berita untuk dapat memikirkan masalah bisnis secara berbeda. Selain itu, berbagi ide baru, mencoba hal baru, dan menggunakan prinsip-prinsip design thinking," ujar Strategy and Operations Lead APAC Partnerships Solutions Google Sheena Bhalla.

Sebelumnya, raksasa teknologi itu berusaha menangkis permintaan pembayaran dari penerbit berita di seluruh dunia selama beberapa tahun. Google bahkan cekcok dengan kelompok media Eropa dan Australia.

Namun, Google akhirnya mau membayar konten yang diambil dari situs berita di Australia, Brasil, dan Jerman. Hal ini akan diperluas ke negara lain.

"Hari ini, kami mengumumkan program lisensi untuk membayar penerbit atas konten berkualitas tinggi, untuk peluncuran (layanan) pengalaman membaca berita akhir tahun ini," kata Wakil presiden Google untuk berita Brad Bender melalui blogpost, dikutip dari Reuters, akhir Juni lalu (26/6).

Produk baru itu akan tersedia di Google News dan Discover. Bender mengatakan, Google juga berencana menawarkan untuk membayar akses gratis bagi pengguna supaya bisa membaca artikel paywalled di situs.

Paywalled merupakan sistem yang menarik pembayaran kepada pengguna yang berminat untuk membaca konten pada situs web. 

"Kami akan mulai dengan penerbit di sejumlah negara di seluruh dunia. Yang lainnya akan segera hadir," katanya.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur