Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menunjukkan, 52% pengguna internet di Indonesia memakai ponsel Tiongkok seperti OPPO, Xiaomi, VIVO, dan Realme per kuartal II 2020. Meski begitu, Samsung tetap menjadi merek yang paling banyak digunakan di Tanah Air.
Hasil riset tersebut berdasarkan survei melalui kuesioner dan wawancara terhadap 7.000 sampel, dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 1,27%. Riset dilakukan pada 2-25 Juni 2020.
Hampir seluruh responden menggunakan ponsel pintar (smartphone) untuk mengakses internet. Sebanyak 35,2% memakai Samsung.
Meski begitu, ponsel Tiongkok menguasai pangsa pasar di Indonesia. Secara rinci, 21,1% OPPO, 18,6% Xiaomi, 10,4% Vivo, dan 1,9% Realme. Sedangkan iPhone milik Apple hanya 3,4%.
Selain itu, 89,9% responden hanya memiliki satu ponsel. “Ini karena sebagian besar handphone bisa untuk dua kartu atau simcard,” kata Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi saat konferensi pers virtual, Senin (9/11).
APJII juga menyurvei perihal layanan operator seluler yang digunakan. Hasilnya, 45,1% menggunakan Telkomsel. Disusul Indosat 19,5%, XL Axiata 16,9%, Three 10,8%, dan Smartfren 4,6%.
Alasan utama mereka menggunakan layanan operator seluler yakni kualitas sinyal dan tarif internet yang terjangkau. Selain itu, karena sudah lama digunakan dan banyak penawaran.
Data terkait ponsel APJII selaras dengan riset Counterpoint Technology Market Research, yang mencatat empat produsen ponsel Tiongkok menguasai 73,3% pasar di Indonesia selama April-Juni. VIVO memimpin dengan 21,2% pengiriman ponsel. Porsinya melonjak dibandingkan periode sama tahun lalu, yang hanya 7,8%.
“Katalis utama kesuksesan VIVO yakni strategi penetapan harga yang agresif dan permintaan yang besar dari segmen kelas menengah bawah dan tier 2,” demikian dikutip dari laporan resmi Counterpoint, September lalu lalu (5/9).
Model ponsel seperti Y12, Y91C, dan Y50 merupakan kontributor teratas bagi pangsa pasar VIVO. “VIVO kuat di segmen offline,” demikian dikutip.
Posisi kedua ditempati oleh OPPO dengan pangsa pasar 20,6%, juga meningkat dibandingkan kuartal II 2019 sebesar 17,5%. “OPPO tidak jauh di belakang VIVO, karena merangsang pasar dengan smartphone seri A,” demikian dikutip.
Sedangkan Xiaomi menempati peringkat keempat, karena pangsa pasarnya turun dari 21,9% menjadi 17,9% pada kuartal II 2020.
Lalu pangsa pasar Realme naik dari 7,6% menjadi 13,6% pada kuartal II 2020. Produsen yang berbasis di Shenzhen, Tiongkok itu pun menempati peringkat kelima di Tanah Air.
Sedangkan Samsung berada pada urutan ketiga. Pangsa pasarnya turun dari 27% menjadi 19,6%. Angkanya tertera pada Tabel di bawah ini:
Pangsa pasar pengiriman ponsel pintar (smartphone) di Indonesia | Q2 2019 | Q2 2020 |
VIVO | 7,8% | 21,2% |
OPPO | 17,5% | 20,6% |
Samsung | 27% | 19,6% |
Xiaomi | 21,9% | 17,9% |
Realme | 7,6% | 13,6% |
Lainnya | 18,3% | 7,1% |
Total | 100% | 100% |
Sumber: Counterpoint Technology Market Research
Secara keseluruhan, penjualan ponsel pintar di Indonesia turun 20% secara tahunan (year on year/yoy). Namun, penjualan perangkat secara online meningkat 70% yoy, sehingga porsinya menjadi 19% atau yang tertinggi sepanjang masa.