Netflix menyumbang US$ 100 juta atau sekitar Rp 16,5 trilun untuk industri kreatif yang terimbas virus corona. Sumbangan itu diberikn kepada para aktor dan kru produksi film dan televisi yang kehilangan pekerjaan dan ditangguhkan gajinya akibat pandemi corona.
Kepala Konten Netflix Ted Sarandos mengatakan, sebagian besar dana bakal digunakan untuk pekerja produksi film atau serial yang bermasalah secara finansial di seluruh dunia.
"Kami ingin membantu mereka melalui masa-masa sulit ini, terutama ketika pemerintah masih mencari tahu dukungan ekonomi apa yang akan mereka berikan," ujar Ted seperti dikutip dari FMT News, kemarin (22/3).
(Baca: Virus Corona Mewabah, CGV Tunda Rencana Tambah 100 Bioskop Tahun ini)
Saat ini, Netflix masih mengkaji pendistribusian dana tersebut. Perusahaan penyedia layanan video on demand berbasis di Silicon Valley ini berkomitmen untuk mendukung para pemain dan kru produksi yang ditangguhkan gajinya selama dua minggu.
"Hampir semua produksi televisi dan film sekarang berhenti secara global. Hal ini membuat ratusan ribu kru tanpa pekerjaan," ujar Ted.
Selain para kru di industri kreatif, pandemi corona berdampak terhadap banyak orang yang terlibat dalam pembuatan film dan serial. Di antaranya tukang listrik, tukang kayu, pengemudi, penata rambut hingga penata rias yang upahnya dibayar per jam dan berdasarkan proyek.
(Baca: Tom Hanks dan Istri Positif Corona saat Syuting di Australia)
“Kami hanya sekuat orang-orang yang bekerja dengan kami. Netflix beruntung dapat membantu mereka yang paling terpukul di industri kami melalui waktu yang penuh tantangan ini," ujar Ted.
Dikutip dari Bloomberg, layanan streaming itu akan menyumbang US$ 85 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk mendukung pekerja di bidang produksi. Lalu, sekitar US$ 15 juta atau sekitar Rp 248,9 miliar digunakan untuk organisasi dan kelompok nirlaba yang memberikan bantuan darurat kepada kru film dan aktor yang tidak bekerja di negara-negara yang basis produksi filmnya besar.
Sebagai informasi, perusahaan industri kreatif telah menghentikan produksi di seluruh dunia karena wabah corona. Alhasil para aktor, penulis, pengemudi truk, sound engineer dan juru lampu tidak bekerja. Aliansi Internasional Karyawan Panggung Teater (IATSE) memperkirakan 120 ribu dari 150 ribu anggotanya telah kehilangan pekerjaan.
(Baca: Diatur di Omnibus Law, Kominfo Akan Bisa Blokir Netflix hingga Spotify)