Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Facebook menyiapkan tiga strategi untuk meminimalkan penyebaran hoaks virus corona. Dua di antaranya membuat fitur cek fakta dan memblokir konten yang memuat kabar bohong.
Perusahaan bekerja sama dengan pihak ketiga seperti media lokal untuk mengecek fakta. "Mereka menandai (konten) yang misinformasi dan yang muncul mengenai covid-19,” kata Public Policy Lead Facebook Indonesia Ruben Hattari di sela-sela acara kerja sama Facebook dan Alita di Jakarta, Kamis (12/3).
Konten terkait virus corona yang terbukti hoaks maka distribusinya akan diturunkan hingga 80%. Dengan begitu, sulit bagi pengguna menemukan konten tersebut.
(Baca: Hoaks Corona Capai 196, Kominfo Dorong Twitter hingga Facebook Blokir)
Kalaupun pengguna menemukan hoaks tersebut, konten sudah ditandai. Dengan demikian, masyarakat bisa mengetahui unggahan mana saja yang merupakan kabar bohong.
Strategi kedua, perusahaan bakal menghapus konten bermuatan hoaks virus corona. "Karena kami melihat bahwa konten misinformasi itu melanggar standar komunitas, maka tentu akan kami hapus (konten tersebut)," ujar dia.
Terakhir, perusahaan melarang iklan masker medis dan obat penangkal virus corona. Kebijakan ini juga diterapkan oleh kantor pusat Facebook. "Itu sudah mulai dilakukan secara bertahap di Indonesia. Semoga bisa lebih agresif," ujar Ruben.
(Baca: Tak Terbukti Medis, Google Cabut Iklan Jamu Obat Corona di YouTube)
Perusahaan mengimbau pengguna melaporkan iklan masker medis maupun obat penangkal virus corona yang ditemukan di platform. "Silahkan dilaporkan kepada kami, sesuai dengan kebijakan global, kami akan menghapus konten tersebut," ujar Ruben.
Facebook juga melarang iklan-iklan alat kesehatan seperti masker yang menjamin 100% dapat mencegah virus corona. Perusahaan juga menemukan beberapa akun penjual masker tersebut mematok harga cukup tinggi.
Selain Facebook, Google melarang sementara iklan masker kesehatan di tengah perkembangan virus corona untuk menghentikan pihak-pihak yang mencari keuntungan dari disinformasi. "Untuk berhati-hati, kami melarang semua iklan masker wajah medis untuk sementara waktu ," ujar juru bicara Google dikutip dari South China Morning Post, Rabu (11/3).
(Baca: Kominfo Sebut Polisi Usut 5 Kasus Hoaks Soal Virus Corona)