Vietnam Akan Batasi Jam Kerja Mahasiswa yang Jadi Driver Ojek Online

Facebook/Go-Viet
Ilustrasi, pengemudi GoViet, yang merupakan jelmaan Gojek di Vietnam.
Penulis: Desy Setyowati
7/1/2020, 16.44 WIB

Vu Minh Tuan, mahasiswa FTU berusia 20 tahun, bekerja sebagai mitra GoViet selama enam bulan. Dia mengaku bisa mendapat 600 ribu-700 ribu Vietnam Dong atau sekitar Rp 360 ribu-Rp 421 ribu sehari.

(Baca: Grab Target Gaet 10 Juta UMKM di Asia Tenggara pada 2025)

Menurut dia, upah tersebut sangat layak untuk pekerjaan yang tidak memerlukan pengalaman kerja sebelumnya, “Saya sadar tidak bisa bekermbang dengan pekerjaan seperti ini, tapi itu sangat fleksibel,” kata dia.

Ia merasa tidak adil jika jam kerja mahasiswa dibatasi. Ia menegaskan bahwa pengemudi ojek online sepertinya memahami tanggung jawab masing-masing.

Mahasiswa lainnya yang bekerja sebagai pengemui ojek online, yakni Luong Ngoc Son. Ia bergabung dengan Grab selama enam bulan terakhir, dan beroperasi di Hanoi. Setiap bulannya, ia bisa mendapat 4 juta Vietnam Dong atau sekitar Rp 2,4 juta.

Bagi mahasiswa Hanoi College of Technology and Trading itu, pendapatan dari bekerja sebagai pengemudi ojek online sangat penting baginya. Ia bisa membayar uang kuliah dan kebutuhan sehari-hari.

"Ini jauh lebih besar daripada jika saya bekerja sebagai pelayan paruh waktu. Saya juga dapat memilih jadwal saya sendiri," kata Son.

(Baca: Menteri Malaysia Ungkap Alasan Negaranya Butuh Gojek)

Halaman: