Telkomsel dan Indosat berharap, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) kabinet baru mampu menciptakan industri telekomunikasi yang sehat. Kedua operator ini juga meminta agar menteri anyar bisa mempercepat pemanfaatan teknologi digital di Indonesia.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan, perusahaannya berharap Menkominfo terpilih dapat mendorong industri telekomunikasi menjadi lebih sehat. Selain itu, menteri yang baru diharapkan mendukung pengembangan adopsi teknologi digital ke arah yang semakin positif.
“Serta mengawal pelaksanaan pelayanan publik yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini,” kata Denny kepada Katadata.co.id, Senin (21/10).
(Baca: Saran Rudiantara untuk Menkominfo Berikutnya)
Secara umum, ia menegaskan bahwa Telkomsel siap mendukung Menkominfo terpilih periode 2019-2024. Ia juga menyampaikan, perusahaannya bakal berkoordinasi dan berkolaborasi dalam upaya memajukan industri telekomunikasi di Tanah Air.
Hal senada disampaikan oleh Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk. “Kami berharap menteri terpilih yang memimpin Kementerian Kominfo RI mampu menjalankan fungsi kementerian sebagai regulator untuk menciptakan ekosistem kompetisi yang sehat di antara pelaku industri,” katanya.
Dengan begitu, ia berharap pemerataan akses telekomunikasi dan pemanfaatan teknologi digital di seluruh Indonesia dapat cepat terlaksana. (Baca: Nadiem Disebut Jadi Menteri Baru, Menkominfo: Saatnya Mengabdi Bangsa)
Namun, ia juga mengingatkan pentingnya perlindungan dan keamanan data pengguna di era digital ini. “Kami berharap, menteri terpilih akan melanjutkan program-program sebelumnya yang berdampak positif bagi industri telekomunikasi Indonesia,” kata dia.
Menteri Kominfo periode 2014-2019 Rudiantara memberikan saran kepada penerusnya untuk berfokus pada literasi digital yang bersifat jangka panjang dalam mengendalikan konten hoaks. Ia mengakui, biayanya mahal. Namun, ia optimistis strategi ini efektif memberantas informasi palsu.
"(Literasi digital) itu tetap harus dijalankan sampai berapa pun periode menteri ke depan, karena hoaks itu tidak pernah berhenti (disebarkan). Jadi, kita harus membuat masyarakat punya resilience (ketahanan) terhadap hoaks," kata Rudiantara, akhir pekan lalu (18/10).
(Baca: Kominfo Ingin Palapa Ring di Kalimantan Rampung Sebelum Ibu Kota Baru)
Ia mengatakan, hoaks bahkan masih ada di negara-negara Skandinavia. Namun, masyarakat di negara-negara itu tak lantas ribut akibat hoaks. Hal ini lantaran masyarakat di sana terlatih dalam memperlakukan informasi yang mereka terima. "Mereka sudah terbiasa (dalam memilah informasi)," katanya.
Selain itu, menurutnya mesin AIS atau pengais konten internet tak perlu ditambah. Namun, ada kemungkinan penggunaan mesin pengendali konten ini bakal ditingkatkan.
Hari ini, beberapa profesional dan politikus mengenakan kemeja putih, datang ke Istana Negara. Beberapa di antaranya Komisaris Utama Net Mediatama Televisi Wishnutama Kusubandio, bos Mahaka Group Erick Thohir, Pendiri Gojek Nadiem Makarim hingga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mengumumkan nama-nama yang akan masuk ke kabinet baru. Di satu sisi, berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, Jokowi melakukan pemecahan dan penggabungan minor pada beberapa kementerian. Alhasil, belum diketahui apakah Kementerian Kominfo akan digabung atau tetap.
(Baca: Pihak Istana Sebut Baru 5 Calon Menteri yang Dipanggil Presiden Jokowi)