"Kami berharap uji coba ini akan menghilangkan ‘tekanan’ dari berapa banyak Like unggahan yang diterima, sehingga Anda dapat fokus pada berbagi hal-hal yang Anda sukai,” ujar Mia seperti dikutip dari Vice, Kamis (18/7).

Ia melanjutkan, pengguna masih dapat melihat secara pribadi seberapa baik kinerja unggahan mereka dan pembaruan itu tidak akan memengaruhi alat analitik seperti fitur 'Insight' (wawasan) dan 'Ad Manager' (pengelola iklan) yang sering digunakan oleh pengguna akun bisnis untuk mengukur keterlibatan akun mereka.

(Baca: Delapan Tips dari Facebook Agar Terhindar dari Penipuan Phising)

Adapun, Mia mengatakan bahwa perusahaannya akan berupaya memperkenalkan fitur ini secara global, namun hal itu akan tergantung bagaimana penerimaannya selama periode uji coba tersebut berlangsung.

Menurutnya, perusahaannya tahu bahwa orang-orang datang ke Instagram untuk mengekspresikan diri mereka dan untuk menjadi kreatif. "Dan kami ingin memastikan itu bukan kompetisi," ujarnya.

Adapun, langkah yang dilakukan Instagram ini disambut baik karena sebelumnya platform media sosial tersebut dikritik karena efek negatifnya terhadap kesehatan mental. Survei United Kingdom's Royal Society for Public Health tahun 2017 menemukan bahwa banyak pengguna Instagram mengeluhkan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi. Bahkan, ada yang mengalami purundungan (bullying) dan kondisi takut ketinggalan informasi terkini (Fear of missing out/FOMO).

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur