Rekor Buruk IPO Uber, Harga Saham Turun 7,6% saat Debut di Bursa

Donang Wahyu|KATADATA
Penulis: Pingit Aria
11/5/2019, 19.52 WIB

Kondisi tersebut diakui oleh CEO Uber Dara Khosrowshahi membuat pihaknya menjadi lebih konservatif. Menurutnya, 2019 akan menjadi puncak kerugian bagi perusahaan. Khosrowshahi membandingkan Uber dengan Amazon yang sama-sama masih merugi saat IPO.

“Jika Anda melihat pada tingkat pertumbuhan, pengguna kami bertambah 33% dari tahun ke tahun, transaksi tumbuh 36%. Angka itu cukup luar biasa dengan basis US$ 50 miliar, dan kami berharap dapat terus berjalan," ujarnya.

(Baca juga: Saingi Uber, Sony Rilis Layanan Aplikasi Online Pesan Taksi di Jepang)

Selain Uber, perusahaan penyelenggara taksi online di Amerika Serikat, Lyft juga telah melantai di bursa pada Maret 2019 lalu. Kedua perusahaan ini disorot investor karena sama-sama merugi, namun model bisnisnya masih dianggap menarik.

Adapun saham Lyft merosot lebih dari 7% saat Uber pertama kali ditransaksikan. Bahkan harga saham Lyft sudah jatuh lebih dari 20% dari harga IPO-nya.

Halaman: