PT Astra International Tbk mengumumkan partisipasinya dalam tahap pertama pendanaan seri F Go-Jek dengan investasi sebesar US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun. Selain itu, kedua perusahaan juga akan membentuk joint venture untuk mendorong pengembangan bisnis ride hailing roda empat.
"Pembentukan perusahaan patungan dan partisipasi Astra dalam pendanaan seri F menunjukkan kepercayaan kami kepada Go-Jek sekaligus wujud nyata dari eksplorasi kerja sama kami untuk menciptakan sinergi dengan bisnis otomotif Astra," ujar Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, dalam keterangan resmi, Senin (4/3/2019).
Dengan demikian, Astra Internasional sudah menyuntikkan modal US$ 250 juta ke Gojek. Sebab, Astra International pernah menambah modal Gojek senilai US$ 150 juta pada awal 2018. Investasi itu bersamaan dengan putaran pendanaan yang dipimpin oleh Google.
(Baca: Unicorn Dikuasai Asing, Rudiantara: Untungnya Tetap untuk Indonesia)
Saat ini Indonesia merupakan negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi digital paling pesat di Asia Tenggara. Dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) sebesar 49% pada periode tahun 2015-2018, sektor ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$ 100 miliar pada tahun 2025 dari US$ 27 miliar pada tahun 2018.
Kemitraan strategis yang terjalin antara Astra dan Go-Jek diharapkan dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk terus menjadi pelopor ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Chief Executive Officer dan Founder Go-Jek, Nadiem Makarim menyatakan, potensi perekonomian digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, harus dimaksimalkan oleh para pelaku bisnis dengan menggabungkan kekuatan di masing-masing industri.
”Gabungan kekuatan Astra di bidang otomotif dan Go-Jek di bidang teknologi melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan, sehingga mampu untuk meningkatkan kesejahteraan," ujarnya.
(Baca: Astra Umumkan Investasi US$ 150 Juta untuk Go-Jek)
Adapun perusahaan patungan yang dibentuk oleh Astra dan Gojek rencananya akan menyediakan ribuan unit armada yang sistem pengelolaan operasional kendaraannya didukung oleh Astra Fleet Management System (FMS) dan teknologi berbagi tumpangan (ride hailing) milik Gojek, khususnya layanan Go-Car.
Gojek sendiri diluncurkan pada Januari 2015. Saat ini, Gojek dikabarkan tengah menggalang tambahan modal sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.
Meskipun, Gojek sudah mendapat investasi yang nilainya diperkirakan US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun pada awal 2019 ini. Investasi itu didapat dari Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.