Sementara itu, OPPO dan Vivo melakukan pemasaran secara agresif. Alhasil, besarnya pengeluaran itu dibebankan kepada konsumen dengan menaikan harga smartphone. IDC mencatat, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) untuk ponsel OPPO dan Vivo sekitar US$ 220 sepanjang Kuartal II-2018.

Sementara harga ponsel Xiaomi hanya sekitar US$ 130. Cara Xiaomi memasarkan produknya adalah bekerja sama dengan e-commerce, mengadakan flash sale, dan menggelar acara komunitas. Alhasil, produknya dikenal dari mulut ke mulut dan media sosial.

“Tak seperti OPPO dan Vivo, Xiaomi justru fokus menghadirkan smartphone yang kompetitif dari segi spesifikasi dan harga, sehingga masyarakat bisa menyisihkan uang lebih,” kata Rizky. 

(Baca juga: 5 Tantangan Fintech Menurut OJK)

Sementara, Samsung masih merajai pasar smartphone di Tanah Air. Namun, pangsa pasarnya turun dari 32% menjadi 27% pada Kuartal II-2018. Pangsa3% menjadi  pasar OPPO pun turun dari 24% menjadi 18%. Sementara Vivo naik dari 3% menjadi 9%. Lalu, pangsa Advan juga turun dari 9% menjadi 6%. 

Kelima perusahaan ini menguasai 85% pangsa pasar smartphone di Tanah Air. Sisanya digarap vendor lain, yang pangsa pasarnya juga turun dari 29% menjadi 15%.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati