Perangi Teori Konspirasi dan Hoaks, Youtube Anggarkan Rp 357 Miliar

Arief Kamaludin | Katadata
Suasana jumpa pers YouTube Fanfest 2016 di Jakarta, Jumat, (21/10).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
11/7/2018, 09.34 WIB

YouTube mengumumkan sejumlah kebijakan baru untuk menghambat persebaran konten teori konspirasi dan berita hoax di platform berbagi video mereka. YouTube menganggarkan US$ 25 juta atau sekitar Rp 357 miliar untuk mengatasi konten-konten tersebut.

Di antara kebijakan tersebut, YouTube berkolaborasi dengan Google News Initiative membangun tim penasihat yang beranggotakan organisasi dan pakar media. Saat ini, Vox Media, Jovem Pan, dan India Today sudah bergabung. Dalam beberapa pekan ke depan, jumlah anggotanya bakal ditambah.

Keterlibatan organisasi media ini diperlukan karena YouTube akan menyediakan fitur yang berisi sumber berita terverifikasi. "Ini adalah tahun berita palsu dan informasi salah. Kami melihat pentingnya memberikan informasi akurat kepada pengguna," ujar CEO YouTube Susan Wojcicki dikutip dari TechCrunch, Selasa (10/7).

(Baca juga: Klaim Terbaru Facebook: Tak Ada Data Pengguna Indonesia yang Dicuri)

Dengan begitu, beberapa jam setelah terjadi peristiwa besar, pengguna YouTube bisa mencari informasi akurat melalui tautan artikel yang tersedia. Fitur ini akan menjadi pembanding yang akurat atas video yang beredar di platform-nya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati