Gurita Bisnis Go-Jek: Ojek Online, Sistem Pembayaran hingga Jual Galon

Arief Kamaludin|KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek tengah menunggu penumpang yang hendak diantar ke tujuannya di Jakarta.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
30/6/2018, 08.00 WIB

Matahari belum tenggelam, tapi Dian Eka sudah tiga kali memesan layanan Go-Jek. Pagi-pagi, ia memesan galon air melalui Go-Daily. Selanjutnya, Eka pergi ke kantor dengan Go-Ride dan memesan makan siang melalui Go-Food.

“Semua dibayar pakai Go-Pay,” kata karyawan swasta yang berkantor di Jakarta Selatan ini sembari tertawa, Jumat (29/6).

Tentakel gurita bisnis Go-Jek memang sudah begitu lekat dengan kehidupan masyarakat urban, terutama Jakarta. Meski baru berumur 8 tahun, Go-Jek di bawah bendera PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini sudah memiliki belasan layanan berbeda.

Pada 2010 lalu, Go-Jek hanya memiliki 20  pengemudi ojek online yang beroperasi di Jakarta saja. Kini, jumlah mitra pengemudi ojek dan taksi online Go-Jek telah lebih dari 1 juta dan tersebar di 50 kota. "Sebagai technology enabler, pada prinsipnya kami akan selalu berinovasi untuk terus mengembangkan layanan," ujar Chief of Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita.


Persentase Pengguna Aplikasi Transportasi Online di Indonesia

Bermula dari layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Saat ini, aplikasi Go-Jek telah diunduh 77 juta kali menyediakan 19 layanan yang terbagi atas tiga kelompok besar yaitu transportasi, gaya hidup, dan keuangan.

(Baca juga: Valuasi Go-Jek Dekati Grab yang Telah Beroperasi di 8 Negara)

Untuk transportasi saja, ada sembilan layanan yakni Go-Ride, Go-Car, Go-BlueBird, Go-Food, Go-Mart, Go-Send, Go-Box, Go-Tix, dan Go-Med. Lalu untuk kategori Go-Life, tersedia layanan Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam, Go-Auto, dan Go-Daily. Kemudian, yang tergolong dalam layanan keuangan di antaranya Go-Pay, Go-Points, Go-Pulsa, dan Go-Bills.

Bahkan, Go-Jek berencana masuk bisnis konten melalui aplikasi baru yang diberi nama Go-Play. Seperti Netflix yang memproduksi sendiri beberapa tayangannya, beberapa konten yang tayang melalui Go-Play nantinya juga akan diproduksi secara internal melalui Go-Studios.

Go-Jek merupakan startup Indonesia yang pertama kali menyandang status unicorn. Predikat itu diraih pada Agustus 2016, setelah Go-Jek mendapat suntikan dana sebesar US$ 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari beberapa investor global seperti Warburg Pincus, KKR, Sequoia dan Rakuten.


Nilai Valuasi Startup di Indonesia

Lalu, Go-Jek mengakuisisi perusahaan agen tiket online yaitu Loket.com dan tiga perusahaan financial technology (fintech), yakni Kartuku, Mapan, dan Midtrans. Aksi itu dilakukan setelah Go-Jek mendapatkan dana segar pada putaran investasi lanjutan dari Tencent sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.

(Baca juga: Dari Toyota hingga VW, Perusahaan Otomotif Berlomba Danai Taksi Online)

Hasilnya, kini layanan Go-Pay semakin berkembang hingga menyasar mitra offline seperti pom bensin Pertamina, Gramedia, hingga Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mitra Go-Food. Selain itu, belasan toko online di luar ekosistem Go-Jek seperti Adidas, The Body Shop, Sociolla juga menerima pembayaran via Go-Pay. Go-Pay juga bisa digunakan untuk berinvestasi emas melalui E-mas dan berdonasi melalui kitabisa.com dan Baznas. 

Pada lini bisnis pesan antar makanan, Go-Jek juga memaksimalkan layanan Go-Food dengan membangun 12 Go-Food Festival di 10 kota. Go-Jek mencatat, lebih dari 150 ribu penjual makanan sudah bergabung dalam layanan Go-Food. Di mana, dari setiap transaksi, Go-Jek memungut biaya bagi hasil sebesar 20%.

Kini, Go-Jek juga siap go international dengan menyasar empat negara di ASEAN yakni Vietnam, Thailand, Filipina, dan Singapura. Meski, Go-Jek kemungkinan tak akan menggunakan namanya sendiri di luar negeri. Di Vietnam misalnya, Go-Jek akan memperkenalkan aplikasi Go-Viet, lalu di Thailand akan diberi nama GET.

(Baca juga: Kenapa Go-Jek Mendahulukan Vietnam dan Thailand Ketimbang Singapura?)

Layanan ride hailing akan lebih dulu jadi senjata Go-Jek saat ekspansi ke negeri jiran. Setelahnya, Go-Jek akan mengembangkan berbagai layanan on-demand lainnya seperti Go-Food dan Go-Send. "Sudah cukup lama kami bertahan. Sudah waktunya Indonesia menyerang," ujar CEO dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim.

Reporter: Desy Setyowati, Pingit Aria