Rudiantara: Dampak Disrupsi Teknologi Indonesia Tak Seakut Eropa

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
25/5/2018, 15.00 WIB

Dampak disrupsi teknologi memang mulai terasa di Tanah Air, seperti perbankan yang mengurangi kantor cabang dan pekerja. Meski begitu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyebut, dampak disrupsi teknologi di Indonesia tak seakut negara-negara di Eropa.

Di Jerman, misalnya, kontribusi industri manufaktur mencapai 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Seiring dengan masifnya penggunaan teknologi, jumlah pekerjanya pun dipangkas.

"Kalau Indonesia hampir 20% saja. Mungkin ada (pekerjaan) yang terganti, tapi tidak sedrastis di Eropa,” ujar dia dalam sebuah forum di Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, dikutip melalui persnya, Jumat (25/5).

(Baca juga: Jokowi: Pemerintah Terlambat Respons Revolusi Industri 4.0)

Di Indonesia, justru ia mencatat ada jenis pekerjaan baru yang terkait dengan perusahaan berbasis teknologi. "Saya ketemu yang punya (Shopee), ngobrol. Saya kaget, karyawannya kok banyak sekali sampai 500 orang, ternyata itu khusus customer service saja,” katanya.

Berdasarkan kajian McKinsey dan hasil diskusi World Economic Forum (WEF), ada tujuh jenis pekerjaan yang akan tetap eksis di era digital. Di antaranya bidang teknologi komunikasi, industri kreatif, profesional, manajer, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan konstruksi. Oleh karenanya, Rudiantara mengimbau masyarakat pintar mencari peluang di era digital ini.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati