T-Cash merupakan layanan uang elektronik dari Telkomsel yang dirilis sejak 2007 lalu. Berbeda dengan pulsa, saldo T-Cash dapat digunakan untuk berbagai transaksi seperti belanja, pembayaran, isi pulsa hingga pengiriman uang. Kini, sang anak siap lepas dari induknya.
Dalam waktu dekat, TCash akan membuka diri bagi operator lain untuk menggaet lebih banyak pengguna. Tak tanggung-tanggung, TCash menargetkan tambahan pengguna sebesar 100% dalam setahun dari sekitar 20 juta yang terdaftar saat ini. Begitu juga jumlah merchant yang bergabung ditargetkan bertambah menjadi 80-100 ribu dari sekitar 42 ribu yang terdaftar saat ini.
CEO TCash Danu Wicaksana berharap, pembukaan platform TCash untuk operator lain bisa mulai dijalankan pada April 2018 mendatang. Dengan begitu, TCash bakal dapat melayani transaksi seperti pembelian pulsa atau paket data dari operator lain. Menurutnya, sudah ada tiga operator yang bakal diajak bekerja sama.
"Saat ini tinggal menunggu izin dari BI (Bank Indonesia). Mungkin minggu ini atau minggu depan bisa," kata Danu di sela konferensi pers aplikasi TCash terbaru di kantornya, Jakarta, Selasa (27/3).
(Baca juga: TCASH Dapat Izin QR Code, Go-Jek Masih Tunggu BI)
Tak hanya itu, TCash juga menggodok wacana untuk memisahkan diri dari unit bisnis Telkomsel. “Ini keputusan bisnis dan shareholder, ada Telkomsel, Telkom, dan lainnya. Jadi perlu diskusi komprehensif,” ujar Danu.
Rencana lain yang akan TCash jalankan pada bulan depan adalah percobaan fitur Snap QR untuk pengguna Trans Semarang. Bila itu berhasil, TCash berencana melakukan hal serupa di kota-kota besar, termasuk Jakarta. Hanya, untuk bisa mengimplementasikannya diperlukan infrastruktur yang memadai seperti mesin pembaca QR Code. Saat ini, Trans Jakarta, misalnya, hanya memiliki mesin pembaca kartu (card reader). Tak hanya itu, itu TCash juga berencana merambah pembiayaan untuk moda transportasi lainnya seperti taksi ataupun ojek online.
TCash sendiri telah cukup lama terdaftar sebagai penerbit uang elektronik di BI. Pada tahun 2014, layanan ini diperbarui dengan dukungan teknologi Near Field Communication atau NFC. Selanjutnya, TCash juga menjadi penerbit uang elektronik pertama yang mengantongi izin untuk menggunakan teknologi Quick Response Code/QR Code untuk pembayaran.
Saat ini, Danu menyebut, sudah ada 5 ribu mitra yang menerima pembayaran melalui fitur Snap QR TCash. Yang menarik, sekitar 300 di antaranya merupakan pedagang di pasar tradisional. “Sekitar 100 pedagang di Pasar Bintaro dan 200 di Mayestik,” ujarnya.
Pedagang ataupun pemilik toko kelontong yang ingin bergabung sebagai merchant TCash bisa mendaftar secara online. Setelah registrasi itu disetujui, TCash akan mengirimkan mesin QR kepada yang bersangkutan. Nantinya, pedagang bisa menyertakan nomor rekening bank dan nomor telepon pada akun TCash, agar uang yang masuk bisa langsung diterima. “Pedagang bisa lihat secara real time,” kata dia. Teknologi ini diklaim jauh lebih murah ketimbang mesin EDC (Electronic Data Capture).
(Baca juga: Gandeng Doku, Danamon Luncurkan Dompet Digital D-Wallet)
Tak hanya memberikan fasilitas transaksi, TCash juga berencana menjadi fasilitator kredit bagi pedagang yang menjadi mitranya. "kami bisa berikan datanya, dia bisa pinjam ke bank dengan bunga yang lebih murah ketimbang dia pinjam ke teman,” ujar Danu.
Untuk itu, ia membuka peluang untuk menjadi platform terbuka (open platform) seperti Alipay di Cina. Dengan skema open platform, aplikasi Alipay bisa digunakan di platform mana pun yang sudah bekerja sama, termasuk ojek online ataupun penyedia lapak pedagang online (marketplace). “Kami sedang jajaki, tapi bukan tahun ini,” ujar Head of T-Cash Lifestyle Herman Suharto.
Adapun layanan yang saat ini sudah diberikan TCash adalah transaksi Payment Point Online Bank (PPOB). Transaksi itu seperti transfer uang, pembayaran tagihan pembiayaan, pulsa, paket data internet, token listrik, TV berlangganan, belanja online, asuransi, iuran jaminan kesehatan, game voucher, hingga tiket perjalanan. Selain itu, TCash juga menyediakan layanan berkirim uang.