Go-Jek telah meluncurkan fitur Go-Resto sebagai bagian dari pelayanan Go-Food sejak Oktober 2017. Go-Resto merupakan sistem pembayaran otomatis untuk makanan yang dipesan melalui Go-Food. Kini, fitur Go-Resto akan dikembangkan sehingga pengguna dapat memberikan penilaian terhadap kualitas restoran.
“Kami sedang eksplorasi penggunaan Go-Resto untuk menilai makanan yang ada di Go-Food,” kata Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek Nadiem Makariem kepada wartawan di Jakarta, kemarin (10/1).
Jika terealisasi, sistem penilaian Go-Resto akan menyaingi aplikasi yang menyediakan database restoran lain, yakni Zomato. Go-Jek sendiri saat ini telah memiliki 125 ribu mitra penjual makanan dan minuman di puluhan kota yang terdaftar pada Go-Food.
Nadiem menjelaskan, penilaian dari masyarakat merupakan tolok ukur untuk kontrol kualitas makanan. Selama ini, penilaian pengguna hanya dilakukan untuk kualitas mitra pengemudi Go-Jek yang bertugas mengantarkan pesanan Go-Food.
Sejak diluncurkan, Go-Resto telah memudahkan para mitra pengemudi Go-Jek dalam memenuhi pesanan Go-Food. Sebab, mitra pengemudi bisa secara otomatis membayar pesanan makanan yang ditagihkan restoran melalui saldo Go-Pay. Kemudian, pesanan itu diantar ke pengguna dan mereka membayarnya, saldo sang pengemudi akan otomatis dikembalikan.
Beberapa waktu lalu, Go-Pay pun telah menyediakan pembayaran dengan barcode di beberapa penjual lewat Kartuku. Ketika barcode dipindai, saldo Go-Pay bakal berkurang.
(Baca juga: Miliki 1,5 Juta Mitra, Go-Jek Lapor Rencana Bisnis ke BI)
Nadiem pun mengakui bakal terus mengembangkan Go-Food. Sebab, penjual makanan dan minuman yang memanfaatkan aplikasinya didominasi oleh Usaha Kecil Menengah (UKM).