Go-Jek Rilis Go-Bills untuk Bayar Aneka Tagihan Listrik dan BPJS

Arief Kamaludin|KATADATA
CEO Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim, saat melakukan tanya jawab pada acara Indonesia Summit 2016 di Jakarta, Kamis, (24/02).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
22/11/2017, 16.22 WIB

Perusahaan teknologi digital Go-Jek meluncurkan fitur Go-Bills untuk membayar tagihan dengan metode pembayaran Go-Pay. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk membayar tagihan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan iuran BPJS Kesehatan.

Chief Executive Officer Go-Jek Nadiem Makarim menyatakan Go-Bills menjadi pemanfaatan teknologi guna mempercepat inklusi keuangan. "Langkah Go-Jek untuk berkomitmen menuju cashless society," kata Nadiem di Kantor Go-Jek, Jakarta, Rabu (22/11).

Menurutnya, layanan Go-Bills akan mempercepat proses transisi ke masyarakat non-tunai. Nantinya, pengembangannya bakal diarahkan untuk memudahkan masyarakat melakukan pembayaran tagihan sehari-hari dengan lebih banyak mitra.

"Saya rasa semua tagihan sudah pasti akan ada di layanan Go-Bills sehingga semua kebutuhan telekomunikasi, internet, cicilan, dan lain-lain bisa terpenuhi," ujar Nadiem.

(Baca juga: Bukalapak Siap Susul Status Unicorn Tokopedia, Traveloka, dan Go-Jek)

Hingga Oktober 2017, Go-Jek telah diunduh sebanyak 55 juta kali dengan penggunaan Go-Pay mencapai 50% dari total pengguna aplikasi. Mitra pengemudi mobil dan motor Go-Jek juga sudah mencapai lebih dari 400 ribu orang di 50 kota.

Oleh karena itu, keterjangkauan Go-Jek dianggap dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan keuangan dari perbankan. Pasalnya, dari sekitar 260 juta penduduk, baru 40% yang sudah mendapatkan jasa finansial.

Go-Jek telah bekerja sama dengan perbankan untuk isi ulang Go-Pay. Selain itu, pelanggan dapat memanfaatkan mitra pengemudi untuk isi ulang secara tunai. Go-Jek juga telah bekerja sama dengan seluruh jaringan Alfamart di Indonesia untuk isi saldo Go-Pay.

Data Euromonitor mengungkapkan, pada 2016, 25% transaksi konsumen di Indonesia merupakan transaksi nontunai. Bank Indonesia juga mencatat jumlah transaksi elektronik di Indonesia mencapai 65 juta transasksi hingga September 2017 dengan nilai Rp 817 miliar.

(Baca juga: BNI Janjikan Layanan Perbankan Digital yang Lebih Mudah dari Go-Pay)

Prediksi Nadiem, jumlah transaksi digital bakal terus berkembang sejalan dengan penetrasi ponsel pintar dan internet. "Dengan pembayaran ekonomi terkait kebutuhan sehari-hari, kepercayaan masyarakat terutama unbanked communities terhadap layanan jasa keuangan bisa meningkat," tuturnya.

Direktur Teknologi dan Informasi BPJS Kesehatan Wahyuddin Bagenda mengungkapkan Go-Bills menjadi peningkatan peluang dalam pengembangan saluran pembayaran. "Semoga peserta BPJS Kesehatan bisa meningkatkan kolektivitas pembayaran iuran," ujar Wahyu.

Ia mencatat, peserta BPJS Kesehatan sudah mencapai 180 juta orang dengan jumlah peserta mandiri mencapai 26 juta orang. Selain itu, kerja sama dengan Go-Bills juga menjadi perluasan metode pelunasan iuran selain 600 ribu titik layanan pembayaran.

(Baca juga: Sri Mulyani Pertimbangkan Gojek Jadi Agen SPT Pajak)

Kepala Divisi Treasury PLN Iskandar menjelaskan Go-Bills bisa memudahkan pelanggan membayar tagihan listrik. "Pengendara Go-Jek bisa mengingatkan penumpang untuk bayar listrik juga kalau sudah tanggal 20," kata Iskandar bercanda.

Ia mengungkapkan omzet PLN mencapai Rp 23 triliun per bulan dengan jumlah pelanggan mencapai 65 juta unit. Pembayaran listrik PLN saat ini juga sudah bisa dilakukan lewat perbankan.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menuturkan bahwa sistem pembayaran digital adalah salah satu hal yang akan mengubah dunia. Menurutnya, semua pihak harus menyadari dinamika yang terjadi dengan perkembangan teknologi.

Ia menekankan ekonomi digital bukan fenomena disruptif tetapi konsekuensi dari masyarakat yang terus mencari efisiensi dan kemudahan pelayanan. "Kalau Go-Jek tidak melakukan lebih dulu, pihak lain pasti akan melakukannya juga," kata Rudiantara.

Reporter: Michael Reily