Secara global, Uber mempekerjakan 28.600 karyawan di Amerika Serikat (AS) dan 16.200 karyawan di luar AS. (Baca: Orderan Sepi, 20% Pengemudi Ojek Online Pilih Pulang Kampung)
Dikutip dari The Verge, perusahaan pun tercatat membukukan kerugian bersih US$ 2,9 miliar pada awal tahun ini. Salah satu penyebabnya, karena permintaan layanan transportasinya anjlok akibat pandemi Covid-19.
Meski begitu, layanan pengiriman makanan (food delivery) mereka meningkat 52% pada kuartal pertama tahun ini. Total transaksi di Uber Eats mencapai US$ 4,68 miliar dalam tiga bulan pertama 2020.
"Sementara ini, pertumbuhan Eats semakin cepat. Tapi bisnis itu tidak menutup pengeluaran kami," kata Khosrowshahi. (Baca: Jurus Efisiensi Startup di Masa Pandemi: Pangkas Gaji hingga Karyawan)
Selain Uber, startup lain yang didanai SoftBank yakni OYO memberhentikan karyawan. Sejak awal tahun ini, OYO telah melakukan PHK kepada 7.000 lebih karyawan secara global.