Jurus Efisiensi Startup di Masa Pandemi: Pangkas Gaji hingga Karyawan

Desy Setyowati
6 April 2020, 18:00
Jurus Efisiensi Startup di Masa Pandemi: Pangkas Gaji hingga Karyawan
123RF.com/Dejan Bozic
Ilustrasi startup

Pandemi corona telah memukul aktivitas ekonomi dan berbagai sektor usaha, termasuk usaha rintisan (startup). Transaksi dan omzet startup, bahkan unicorn ikut tergerus. Demi mempertahankan kelangsungan usaha, upaya efisiensi dilakukan, mulai dari memangkas biaya promosi, pemotongan gaji, bahkan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Sebagai gambaran, berdasarkan data Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) dan Asosiasi Driver Online (ADO), permintaan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) anjlok 80% selama penerapan belajar dan bekerja dari rumah alias work from home. Hal ini berdampak ke transaksi di platform Gojek dan Grab.

Sementara itu, startup online travel agent (OTA) seperti Traveloka dan Tiket.com juga terpukul akibat pandemi corona. Pangkal soalnya, aktivitas wisata dan perjalanan nyaris mati suri akibat meluasnya wabah corona ke seluruh dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2020 anjlok 885 ribu atau 28,9% dibandingkan periode sama tahun  lalu (year on year/yoy). Jumlahnya ditaksir makin susut pada Maret 2020 karena banyak maskapai mengurangi jadwal penerbangan dan tempat wisata menutup usahanya sementara waktu.

Tiket.com mencatat, penjualan produk perjalanan internasional anjlok 52% selama Januari dan Februari. Sedangkan Traveloka tidak menyebutkan penurunan transaksi akibat pandemi. Tapi, manajemen mengungkapkan, permintaan bantuan terkait uang kembali (refund) dan mengubah jadwal (reschedule) tiket pesawat dan hotel naik 10 kali lipat.

(Baca: Siasat Tiket.com, Loket & Traveloka Bertahan di Tengah Pandemi Corona)

Perusahaan rintisan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) juga terkenda dampak pandemi. Mereka mengantisipasi potensi lonjakan kredit macet para nasabahnya, khususnya usaha kecil dna menengah (UKM). Sebab, beberapa peminjam mengalami penurunan pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait mengatakan, startup harus melakukan efisiensi agar dapat bertahan di tengah pandemi. “Bila dibutuhkan untuk menjaga survival, lakukan pemotongan biaya,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (6/4).

Salah satu biaya yang otomatis dipangkas yakni promosi jor-joran atau ‘bakar uang’. Langkah ini sebenarnya sudah dilakukan sebelum pandemi corona merebak. Lalu, sejumlah startup di beberapa negara yang terdampak pandemi juga mulai merumahkan karyawan tanpa digaji (unpaid leave) hingga PHK.

“Bisa dua hal efisiensi. Karyawan tetap digaji, kecuali ada kebijakan khusus. Ini yang menjadi tantangan. Bagaimana tetap produktif walaupun work from home,” kata Jefri.

(Baca: Suntikan Dana Investor Diprediksi Anjlok 20%, Startup Harus Efisiensi)

Selain itu, perusahaan rintisan dapat menunda ekspansi dan investasinya dengan memotong belanja modal yang bukan prioritas. Dana yang dimiliki difokuskan untuk modal kerja yang menghasilkan pendapatan di tengah pandemi. Layanan pesan-antar makanan GoFood atau GrabFood misalnya, diminati selama penerapan work from home.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...