Dikritik Ilmuwan-Karyawan soal Trump, CEO Facebook Janji Ubah Aturan

Erin Scott / ZUMA Wire / dpa
Polisi Capitol AS mengawal CEO Facebook Mark Zuckerberg (tengah) menyusuri lorong sebelum tampil di dua sidang kongres akhir pekan ini di Capitol Hill di Washington, D.C., Amerika Serikat, 9 April 2018.
8/6/2020, 12.00 WIB

CEO Facebook Mark Zuckerberg dikritik pegawai hingga ilmuwan yang didanainya, karena tak memberikan ‘sanksi’ atas unggahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump perihal kematian George Floyd. Zuckerberg pun berjanji akan mengubah kebijakan perusahaan terkait konten yang diunggah pengguna.

Para ilmuwan yang menerima dana dari organisasi filantropi Mark Zuckerberg, Chan Zuckerberg Initiative (CZI), mendesak CEO Facebook membatasi konten yang mendorong kekerasan. Salah satunya, unggahan Trump yang berbunyi “ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai.”

Melalui surat yang ditujukan kepada Zuckerberg, mereka menyampaikan bahwa konten yang tidak diperiksa akurasi faktanya, dapat mengakibatkan kebingungan dan ketidakpercayaan para ahli. Para ilmuwan itu bingung, karena Facebook tidak menandai ataupun menghapus unggahan Trump terkait unjuk rasa atas kematian Floyd.

“Kami mendesak Anda untuk mempertimbangkan kebijakan yang lebih ketat tentang informasi yang salah dan bahasa yang ‘membakar’ yang membahayakan orang atau kelompok orang. Utamanya, di tengah situasi saat ini, yang bergulat dengan ketidakadilan rasial,” kata mereka, melalui surat yang ditandatangani oleh lebih dari 140 ilmuwan, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (8/6).

(Baca: Mark Zuckerberg Tak ‘Sanksi’ Trump, 600 Pegawai Facebook Mogok Kerja)

Sebelumnya, sekitar 600 pegawai Facebook pun berunjuk rasa secara virtual di Twitter, karena Zuckerberg tak memberikan ‘sanksi’ kepada unggahan Trump. Bahkan, beberapa karyawan mengundurkan diri.

Oleh karena itu, Zuckerberg berjanji akan mengubah kebijakan di platform Facebook, termasuk WhatsApp dan Instagram. Utamanya, akan berfokus pada keadilan rasial.

Kebijakan yang akan ditinjau ulang yakni bagaimana perusahaan memperlakukan konten yang berhubungan dengan polisi atau pasukan negara. Selain itu, terkait bagaimana perusahaan memperlakukan konten di negara-negara yang tengah terjadi kerusuhan sipil atau konflik kekerasan.

"Mengingat sejarah sensitif di AS, ini patut mendapat pertimbangan khusus," tulis Zuckerberg melalui memo yang ditujukan kepada karyawan. (Baca: Tak Hapus Status Trump Soal Kerusuhan, Bos Facebook Dikritik Pegawai)

Facebook juga akan meninjau kembali bagaimana perusahaan dapat memoderasi konten. “Saat ini, Facebook dapat membiarkan konten naik atau turun,” kata Zuckerberg.

Akan tetapi, dia mengingatkan bahwa mengadopsi pendekatan tersebut, seperti memperingatkan pengguna terkait konten, namun tidak menghapus konten. "Secara umum, saya khawatir bahwa pendekatan ini berisiko membawa kita untuk melakukan editorial pada konten yang tidak kita sukai, bahkan jika itu tidak melanggar kebijakan kita. Jadi saya pikir kita perlu melanjutkan (tinjauan ini) dengan sangat hati-hati," katanya.

Selain itu, Zuckerberg mengatakan Facebook akan membuat produk yang berfokus mendorong keadilan rasial. Produk ini akan dikerjakan oleh tim yang dipimpin eksekutif Fidji Simo.

Zuckerberg juga menyatakan bahwa dirinya mendukung komunitas kulit hitam. "Aku mendukungmu," tulis dia melalui akun Facebook. “Hidupmu penting. Hitam itu penting.”

 

(Baca: Jelang Pemilu AS, Facebook Beri Label pada Media Rusia dan Tiongkok)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan